REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang telah menyerahkan bantuan penanganan Covid-19 sebesar Rp 1.047.522.500 beberapa hari lalu menuai banyak pujian.
"Apa yang dilakukan para pelajar Surabaya ini adalah keteladanan sekaligus kabar gembira bahwa ternyata tradisi gotong royong telah mengakar sejak dini di kalangan generasi belia kita," ujar Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono.
Selain uang tunai sebesar Rp 1.047.522.500, para pelajar yang tergabung dalam gerakan Gotong Royong Sekolah Peduli Suroboyo itu juga menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, seperti 134.5 ton beras, 35.628 liter minyak goreng, 42,7 ton gula, dan 11.401 dus mi instan.
Penyerahan bantuan oleh perwakilan pelajar SD dan SMP kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahaydi itu disaksikan ketua DPRD Surabaya dan jajaran Forkopimda di Balai Kota Surabaya, Jumat (13/8).
Adi mengatakan para pelajar Surabaya telah membuktikan bahwa di masa sulit pun, ada satu karakter yang tidak boleh berubah, yaitu rasa kemanusiaan. Rasa kemanusiaan akan mampu menumbuhkan sikap saling membantu, untuk menghadapi segala tantangan zaman.
"Yang menyatukan manusia di atas segala perbedaan agama, ideologi, suku, dan latar belakang adalah rasa kemanusiaan. Itu sudah terpatri di jiwa anak-anak muda Surabaya. Ini sangat membanggakan. Terima kasih anak-anakku," ujar Adi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Adi berterima kasih kepada para orang tua dan seluruh guru yang telah mendidik para pelajar di Kota Pahlawan. Para orang tua dan guru terbukti berhasil menumbuhkan karakter yang baik di kalangan anak muda Surabaya.
"Pendidikan karakter tampak nyata dalam gerakan gotong royong ini. Membantu antar-pelajar, mengulurkan tangan bagi siapapun yang membutuhkan bantuan. Merelakan sebagian kepunyaan kita untuk menolong sesama," kata Adi.
Ketua Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) Aloysiana sebelumnya mengatakan, bantuan berupa uang tunai yang diberikan merupakan hasil dari menyisihkan uang saku dan tabungan yang mereka miliki.
"Kalau untuk uang tunainya sendiri ini, kami dari pelajar Surabaya ada yang menyisihkan dari tabungannya dan juga ada wali murid yang berkontribusi atau berpartisipasi untuk ikut menyumbang," katanya.