Jumat 20 Aug 2021 16:50 WIB

Tim UGM Raih Empat Penghargaan di ARC ASEAN

Kompetisi ini menjadi wadah memecahkan masalah pertanian dan pangan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim All Can Eat Meat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memborong empat gelar di 7th Southeast Asian Agricultural Engineering Student Chapter Annual Regional Convention. Kompetisi digelar Malaysian Society of Agricultural Engineers pada 10 Agustus 2021 lalu.

Ada satu emas Research Output Model Video Presentation Competition kategori Food Engineering, satu perunggu poster Competition Green Technology, satu perunggu Best Paper Food Engineering, dan satu Most Favorite Poster Green Technology.

Tim terdiri mahasiswa lintas ilmu. Ada I Nyoman Anggie Pratistha dari Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, I Putu Fadya Rachmawan dari Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, serta Gusti Putu Surya Govinda Atmaja dari Teknik Mesin.

 

Tahun ini, ARC diikuti peserta-peserta tingkat sarjana, pascasarjana, dan civitas akademika dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Nepal, Brunei, dan Filipina. Anggie mengatakan, kompetisi ini menjadi wadah memecahkan masalah pertanian dan pangan.

"Konvensi juga dapat menciptakan jaringan industri dan komunitas di tingkat internasional," kata Anggie, Jumat (20/8).

Ia menuturkan, keberhasilan UGM tidak lepas dari persiapan yang telah mereka lakukan selama satu bulan dan mengacu studi literatur dan jurnal internasional. Yang mana, mendapat bimbingan langsung Dr Andriati Ningrum dan Dr Manikharda.

Ia berharap, ke depan produk All Can Eat Meat segera direalisasikan mengingat potensi pasar yang dimiliki cukup besar dan dampak yang cukup baik. Produk ini bisa jadi jawaban tantangan permasalahan ketahanan pangan yang ada di ASEAN.

Selain itu, ia menambahkan, keunggulan produk pangan ini biaya produksi dinilai cukup rendah, maka harga jual produk juga lebih rendah dibandingkan daging sapi. Sehingga, harapannya, dapat menyasar segmen kalangan ekonomi menengah ke bawah.

"Yang ingin menikmati daging buatan dan memiliki tekstur serupa daging sapi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement