Jumat 20 Aug 2021 21:07 WIB

Kalteng Terima Bantuan 18 Ribu Liter Oksigen Cair

Total bantuan yang akan diterima berjumlah 54 ribu liter oksigen cair.

Pengisian oksigen liquid atau cair (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/hp.
Pengisian oksigen liquid atau cair (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menerima bantuan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dari pihak ketiga atau salah satu grup perusahaan di wilayah setempat. CSR tersebut berupa belasan ribu liter oksigen cair.

"Bantuan CSR yang kami terima ini, berupa oksigen cair sebanyak 18 ribu liter," kata Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo di Palangka Raya, Jumat (20/8).

Setelah CSR berupa oksigen cair sebanyak 18 ribu liter pada tahap pertama ini, nantinya juga akan diserahkan kembali bantuan oksigen cair dalam jumlah sama pada dua tahap berikutnya. "Sehingga keseluruhan bantuan nantinya berjumlah 54 ribu liter oksigen cair," kata dia.

Menurut dia, bantuan tersebut akan sangat membantu penanganan pandemi Covid-19 di Kalimantan Tengah, khususnya dalam memenuhi kebutuhan esensial oksigen bagi perawatan masyarakat yang terpapar Covid-19. Ini merupakan bentuk partisipasi dan kontribusi nyata dari pihak swasta, untuk bergerak bersama pemerintah dalam upaya menanggulangi pandemi.

Lebih lanjut Edy menyampaikan, pemprov berharap bantuan ini dapat menjadi pemantik bagi korporasi atau perusahaan lainnya, khususnya di Kalteng untuk dapat tergerak melakukan hal serupa. "Berpartisipasi mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi pandemi," jelas Edy.

Ia menegaskan, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani pandemi ini dan memerlukan dukungan kolaborasi maupun gotong royong seluruh pihak atau para pemangku kepentingan lainnya. Apalagi, ujian berat pandemi Covid-19 yang belum jua berakhir hingga saat ini.

Pada Juli 2021, merupakan puncak kedua lonjakan kasus baru dan banyak korban meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Tingkat hunian rumah sakit meningkat, sehingga kebutuhan oksigen medis juga meningkat. Penyakit ini paling mengkhawatirkan daya rusaknya bila telah menyerang organ pernafasan, menyebabkan sesak nafas, terutama pada kriteria sedang, berat, dan kritis yang dalam kondisi ini pasien sangat membutuhkan terapi oksigenasi pada pengobatannya.

"Maka ketersediaan pasokan oksigen medis benar-benar diperlukan dan pemprov beserta jajaran, terus berusaha secara maksimal memenuhinya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement