REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi buruh pabrik di Kabupaten Purbalingga, Selasa (24/8). Program vaksinasi yang dikunjungi antara lain program vaksinasi bagi 300 pekerja pabrik rambut dan bulumata palsu PT Boyang Industrial yang diselenggarakan Polres Purbalingga.
''Ini merupakan program vaksinasi tahap kedua yang diberikan pada para buruh di pabrik ini,'' jelas Kapolda. Vaksinasi dosis pertama diberikan pada tanggal 1 Juli 2021, sehingga sudah waktunya mendapat vaksin dosis kedua.
Kapolda menyebutkan, dengan pemberian vaksin kedua, maka seluruh buruh di pabrik tersebut telah mendapat vaksinasi lengkap. Melalui vaksin kedua, maka kekebalan tubuh terhadap virus Covid 19 sudah semakin kuat.
''Program vaksinasi dilakukan juga diberikan pada para buruh pabrik, dengan harapan segera terbentuk kekebalan komunal, khususnya di lingkungan karyawan pabrik. Dengan demikian,bisa mewujudkan ketahanan secara bersama-sama dalam melaksanakan kegiatan di bidang usaha,'' katanya.
Meski telah mendapat vaksin lengkap, Kapolda meminta agar protokol kesehatan di lingkungan kerja tetap dilaksanakan. ''Utamanya dalam mengenakan masker. Kebiasaan memakai masker ini, bukan hanya untuk melindungi diri sendiri. Tapi juga untuk melindungi orang lain dari kemungkinan tertular Covid dari kita,'' jelasnya.
Dia juga menyebutkan, vaksin dosis kedua yang dilaksanakan di kalangan buruh pabrik, merupakan vaksin Sinovac. Sama dengan jenis vaksin yang diberikan pada dosis pertama.
Namun dia menyatakan, untuk memaksimalkan pencapaian herd immunity di Purbalingga, dia berencana untuk menambah droping vaksin jenis Moderna bagi masyarakat umum. ''Vaksin Moderna ini sudah kita dorong agar didrop lagi ke Purbalingga,'' katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Purbalingga Rocky Junjungan, menyebutkan cakupan vaksinasi di kalangan pekerja di wilayahnya masih perlu ditingkatkan. ''Dari sekitar 41.000 pekerja di Purbalingga, pekerja yang sudah mendapat vaksin Covid 19 baru mencapai 36 persen,'' jelasnya.