Selasa 24 Aug 2021 19:30 WIB

Lawan Terorisme, Kepala BNPT Utamakan Soft Approach

BNPT sedang fokus membuat KKTN untuk memerangi kejahatan terorisme.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Selasa (24/8).
Foto: Istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Selasa (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar, menjelaskan, terjadinya kejahatan terorisme adalah akibat dari adanya kesalahan ideologi. Sehingga jika hal itu dibiarkan maka bisa menganggu keamanan negara dan masyarakat.

Menurut Boy, kelompok yang memiliki ideologi tidak sepaham dengan Pancasila, menganggap negara adalah musuh mereka. "Oleh karena itu, BNPT terus melakukan upaya pendekatan yang komprehensif dengan mengutamakan soft approach di tengah-tengah masyarakat," kata Boy di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Selasa (24/8). 

Boy menghadiri pertemuan di kantor Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Malang bersama Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo, dan Wakil Kepala Polda Jawa Timur, Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo. Bupati Malang Sanusi selaku tuan rumah menyambut kedatangan Boy.

Guna mengoptimalkan kehadiran negara dalam program deradikalisasi, terutama di wilayah zona merah, Boy menjelaskan BNPT sedang memfokuskan pembuatan Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN). Melalui Tim Sinergisitas AntarKementerian/Lembaga, pihaknya ingin menerapkan konsep KKTN.

Boy menuturkan, KKNT memaksimalkan tiga aspek di bidang edukasi pendidikan karakter, ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pariwisata. "Kami memiliki lima wilayah KKTN. saat ini kami prioritaskan di tahun 2021 dengan pembangunan di Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Sementara di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah sedang kita susun," ucap Boy. 

Menurut Boy, KKTN juga bagian dari proses reintegrasi sosial eks narapidana terorisme (napiter). Para mitra deradikalisasi, sambung dia, akan diberdayakan dan berbaur dengan masyarakat umum. "Konsep ini diharapkan menjadi penanggulangan teorisme berbasis pembangunan kesejahteraan," jelasnya.

Dalam kunjungannya ke Malang, kata Boy, BNPT juga sekaligus menggelar vaksinasi. Dimulai di Yayasan Lingkar Perdamaian, Desa Tenggulun, Kabupaten Lamongan pada Senin (23/8), vaksinasi dilanjutkan di Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

"Bulan lalu kita ke Sulteng di Poso, di Tentena. Pekan lalu di Karanganyar. (Kemarin) di lamongan, dan hari ini di Kabupaten Malang, kami berharap dukungan penuh untuk program kami," ucap Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement