Kamis 26 Aug 2021 14:35 WIB

Manfaatkan Kulit Pisang Kepok untuk Perawatan Luka

Kulit pisang kepok mengandung aktivitas antioksidan lebih tinggi dari pisang lain.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Kelompok mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) menciptakan obat perawatan luka berbahan kitosan yang dicampur bubuk kulit pisang kepok, yang bersifat antibakteri. (Foto: Pisang kepok)
Foto: dok. Badan Karantina Pertanian
Kelompok mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) menciptakan obat perawatan luka berbahan kitosan yang dicampur bubuk kulit pisang kepok, yang bersifat antibakteri. (Foto: Pisang kepok)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelompok mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) menciptakan obat perawatan luka berbahan kitosan yang dicampur bubuk kulit pisang kepok, yang bersifat antibakteri. Mereka adalah Andi Bagus Rahmawan, Fahreza Rachmat, dan Sablina Damayanti. 

Kitosan dipilih karena sifatnya yang biokompatibel, nontoksik, dan bersifat antibakteri. Namun, dalam aplikasi wound dressing, kitosan memiliki kelemahan yaitu sifat mekanik yang rendah. 

Baca Juga

Karena itu, dilakukan penambahan lignin yang berasal dari kulit pisang kepok. Pisang kepok dipilih karena termasuk bahan yang ramah lingkungan dan produksinya melimpah di Indonesia.

"Selain itu kulit pisang kepok juga mengandung aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan jenis pisang lainnya," kata Andi, Kamis (26/8).

Ia menjelaskan, kulit pisang kepok mengandung sumber antioksidan alami seperti senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid yang memiliki fungsi sebagai antibakteri. Flavonoid berfungsi sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antibiotik. Sedangkan tanin berfungsi sebagai astringen yang dapat menyebabkan penyempitan pori-pori kulit dan menghentikan eksudat serta pendarahan ringan. 

Ia melanjutkan, saponin merupakan salah satu senyawa yang mampu memacu pembentukan kolagen. Yakni, protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka sekaligus mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuh luka terbuka.

Penelitian dilakukan dengan empat konsentrasi berbeda dari bubuk kulit pisang yaitu 0 persen wt, 9 persen wt, 10 persen wt, dan 11 persen wt dengan variabel kontrol berupa larutan kitosan 1 persen. Pembuatan bubuk kulit pisang kepok dilakukan dengan metode pengeringan dengan oven dan penggilingan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui campuran bubuk kulit pisang 10 persen wt memberikan hasil membran yang paling baik. Karakteristik sampel membran kitosan bubuk kulit pisang diketahui berdasarkan uji gugus fungsi, uji morfologi, uji swelling, uji sitotoksisitas, uji kuat tarik, dan uji antibakteri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement