REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, pandemi sangat memukul perekonomian Indonesia, terutama sektor ekonomi kreatif dan wisata. Padahal, sektor ini duduki peringkat tiga usai Hollywood (AS) dan K-Pop (Korsel).
"Sektor itu sumbangkan Rp 11.000 triliun pertumbuhan ekonomi dan tawarkan 20 juta pekerjaan berkualitas untuk generasi muda. Jadi, ini peluang besar," kata Sandi dalam International Conference on Islamic Economic and Financial Inclusion yang merupakan bagian ICOSI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (26/8).
Tapi, sektor ekonomi kreatif dan pariwisata sangat terdampak lantaran ada pandemi. Jadi, di balik kerugian triliunan rupiah yang dialami Indonesia, ada pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata di dalamnya yang terancam kehilangan mata pencarian mereka.
Meski begitu, pandemi seharusnya bukan menjadi halangan, justru tantangan bersama beradaptasi di dalamnya. Protokol kesehatan menjadi satu aspek wajib, dan hal itu sekaligus jadi salah satu cara untuk mendongkrak ekonomi kreatif agar lebih baik.
Sandi melihat ekosistem ekonomi digital yang saling menguatkan menjadi krusial. Sebab, ekonomi digital di Indonesia tetap bisa tumbuh di tengah pandemi covid yaitu dengan menjalankan tiga pilar yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
"Bisa dari pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media dan masyarakat pada umumnya, sehingga memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata, bahkan setelah pandemi," ujar Sandi.
Menparekraf sendiri saat ini menginisiasi tiga aksi untuk membuat ekosistem ekonomi digital Indonesia semakin baik. Yaitu, dengan melaksanakan gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi lapangan kerja (gaspol).