REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim PKM Statistika Universitas Airlangga (Unair) melakukan penelitian terkait pengaruh perkembangan berita bohong atau hoaks di Indonesia. Ketua Tim PKM Statistika Unair, Christopher Andreas menyatakan, penelitian dilakukan berdasar keprihatinan dengan kondisi hoaks yang terus meningkat, khususnya selama masa pandemi Covid-19.
"Apalagi banyak sekali hoaks terkait Covid-19 dan vaksin Covid-19 yang terus bermunculan. Untuk itu, kami ingin meneliti dan berusaha mencari jalan keluar berdasarkan hasil analisis agar perkembangan berita hoaks ini dapat diminimalisir,” kata Christopher, Jumat (27/8).
Dosen pembimbing Tim FKM Statistika Unair, M Fariz Fadillah mengatakan, perkembangan berita hoaks adalah masalah bersama. Maka dari itu, diharapkan hasil penelitian yang dilakukan bisa memberi rekomendasi bagi pemerintah, media, maupun masyarakat umum agar bisa bersama-sama melawan perkembangan hoaks.
Ia menjelaskan, penelitian diawali dengan melakukan survei sebagai kegiatan pengumpulan data. Survei tersebut dilakukan kepada lebih dari 400 responden yang tersebar di setiap provinsi di Indonesia yang sesuai dengan kriteria responden penelitian.
Selanjutnya, tim menganalisis dan melakukan pemodelan struktural dengan metode Structural Equation Modeling-Partial Least Square. “Metode itu sebagai landasan dalam membuat rekomendasi kebijakan terkait upaya menurunkan perkembangan hoaks di Indonesia,” ujarnya.
Tim PKM Statistika Unair menemukan, faktor internal dan regulasi pemerintah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan berita hoaks di media sosial. Oleh sebab itu, lanjutnya, langkah-langkah seperti pemberian edukasi pada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia akan menurunkan perkembangan berita hoaks di Indonesia.
“Selain itu, pemerintah juga dapat menyederhanakan atau memperjelas regulasi terkait dengan penyebaran berita hoaks. Media dan masyarakat umum juga dapat berperan guna melawan perkembangan hoaks dengan cara saling memberi edukasi dan tidak ikut menyebar berita yang tidak jelas kebenarannya,” kata dia.