REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mulai menggelar vaksinasi COVID-19 dengan sasaran khusus ibu hamil untuk mencegah risiko paparan virus Corona di kalangan mereka sekaligus melindungi janin yang dikandung.
Vaksinasi digelar di 32 Puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan yang ada di daerah itu, terhitung mulai Senin hingga seluruh ibu hamil yang tercatat berjumlah 2.926 orang menerima vaksin dosis pertama dan kedua. "Vaksinasi ini merupakan salah satu upaya menekan angka kasus COVID-19 pada ibu hamil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rohkmad di Tulungagung.
Untuk memastikan vaksinasi berjalan optimal, dr Kasil beserta jajarannya turun langsung meninjau pelaksanaan imunisasi ibu hamil dari Puskesmas ke Puskesmas. Hasilnya, mantan Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Iskak ini mengaku cukup puas lantaran posko vaksinasi di Puskesmas-Puskesmas ramai dikunjungi ibu hamil.
Ia berharap vaksin Sinovac bisa menstimulasi sistem imunitas atau kekebalan tubuh para ibu hamil bersangkutan. "Ibu hamil yang diperbolehkan mendapatkan suntikan vaksin adalah yang usia kandungannya sudah lebih dari 14 minggu. Hal ini dikarenakan pada masa trimester kedua tersebut, janin sudah mulai terbentuk," terangnya.
Dijelaskan, meskipun belum terdapat kasus pemberian vaksin berpengaruh ke proses pembentukan janin, namun Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merekomendasikan pemberian vaksin bagi ibu hamil dengan usia kandungan di atas 14 minggu. "Kami mematuhi rekomendasi dari POGI, termasuk jenis vaksin yang kita gunakan juga sesuai dengan rekomendasi POGI," katanya.
Ia mengatakan, ibu hamil yang ingin mendapat layanan vaksinasi bisa mendaftar langsung ke Puskesmas terdekat. "Bagi yang saat ini masih berusia 13 minggu, pekan depan dapat langsung mendaftarkan diri ke Puskesmas untuk memperoleh vaksinasi," ujarnya.
Selama ini, angka kasus COVID-19 untuk ibu hamil terus bertambah. Bahkan Satgas COVID-19 dan Dinkes setempat mencatat ada 23 angka kasus kematian ibu hamil karena COVID-19.
Selain karena daya tahan tubuhnya semakin menurun, mereka rata-rata terlambat mendapatkan penanganan lantaran enggan memeriksakan diri.