REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sekolah di wilayah Kota Semarang mulai membiasakan diri dengan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Beberapa sekolah di antaranya bahkan telah melakukan inovasi dan terobosan dalam menyiasati terbatasnya waktu belajar di lingkungan sekolah tersebut.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tambak Aji 04, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan misalnya, sudah melakukan inovasi dengan model pembelajaran hybrid yang memungkinkan murid, baik yang mengikuti PTM maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ), bisa berinteraksi dua arah dengan guru.
"Ini cara-cara yang kreatif dari guru, sehingga murid yang masih harus melakukan PJJ di rumah tetap bisa mengikuti pembelajaran," ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mengecek pelaksanaan PTM terbatas di sekolah tersebut, Rabu (1/9).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini pun mengapresiasi berbagai upaya serta inovasi yang dilakukan para guru dan sekolah yang berani melakukan inovasi dengan model pembelajaran hybrid tersebut.
Di setiap kelas, jelasnya, telah dipasang dua kamera, masing-masing di bagian belakang ruang kelas serta dari sisi depan ruang kelas, yang diaktifkan semuanya pada saat proses PTM terbatas dilaksanakan.
Sehingga murid yang belajar di rumah juga bisa mengikuti dan berinteraksi langsung dengan guru atau teman-temannya di kelas dengan memanfaatkan layanan komunikasi video, Google Meet.
"Gurunya kreatif, metode ini bisa mendekatkan mereka yang di rumah dan di sekolah. Ketika mereka bergiliran (masuk) lama-lama akan muncul kebiasaan bahwa sekolah di rumah dan di sekolahan yang hybrid itu akan menjadi sesuatu yang biasa," katanya.
Tak mau ketinggalan, gubernur juga menyempatkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sejumlah murid yang sedang mengikuti PJJ dari rumah. "Ternyata mereka mengaku rasa tidak menghadapi kesulitan, saya kira ini ide yang bagus dan bisa dikembangkan," ujarnya.