REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sejumlah peneliti asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan sebanyak 15 produk inovasi untuk membantu penanganan sekaligus pengendalian COVID-19.
Sekretaris Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Unair Mahendra Tri Arif Sampurna, dr., SpA mengatakan perancangan 15 inovasi tersebut bekerja sama dengan berbagai mitra terkait.
"Produk inovasi beberapa ada yang mendapatkan pendanaan dari LPDP Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan," ujarnya, Rabu (1/9).
Produk yang dikembangkan Unair yakni Produk Rapid Test COVID-19, Robot RAISA, Ruang Isolasi Portabel Tipe Tekanan Negatif untuk Pasien COVID-19, Ventilator Mekanis untuk Situasi COVID-19 dan Vaksin Merah Putih.
Kemudian Uji Pra-Klinik Inactivated Vaccine Sars-Cov-2, Uji Klinik Vaksin Sars-Cov-2 Berbasis Adenovirus Rekombinan sebagai Prototipe Vaksin COVID-19 Indonesia, Sintesis Senyawa Anti Main Protease COVID-19, Airlangga Robotic Triage Assistant (ARTA), dan Lima Kombinasi Obat COVID-19.
Selanjutnya Piperona, Allset Hand Sanitizer, AIRDS ISYANA MOBILE ROBOT, Smart Washing Hand Machine (SWAM), dan Aplikasi NORMAL.INTri Arif mengatakan untuk Vaksin Merah Putih saat ini telah memasuki uji klinis pada Macaca (spesies monyet). "Vaksin Merah Putih ini nantinya akan segera diproduksi massal pada Maret 2022 bekerja sama dengan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia," ucap dia.
BPBRIN Unair, kata Tri Arif, memiliki peranan penting dalam pembuatan inovasi produk tersebut. "BPBRIN merupakan unsur penunjang dalam melakukan proses hilirisasi produk inovasi, pengembangan bisnis rintisan, inkubator bisnis, alih teknologi, serta pengembangan dan pemasaran usaha yang dijalankan Unair," tuturnya.
Di sisi lain, terkait kasus di Jatim berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per hari ini pukul 16.00 WIB, terdapat tambahan sebanyak 1.122 kasus baru terkonfirmasi positif, 1.480 kasus sembuh dan 140 kasus meninggal dunia.
Secara kumulatif, total terkonfirmasi positif COVID-19 hingga saat ini sebanyak 384.374 kasus, dengan rincian 10.593 kasus (2,76 persen) dirawat, lalu 345.470 kasus (89,88 persen) sembuh, dan 28.311 kasus (7,37 persen) meninggal dunia.