Kamis 02 Sep 2021 15:47 WIB

Bupati Sleman Imbau Warga Terdampak Tol Buka Usaha Produktif

Usaha baru tersebut dapat berupa membuat UMKM, warung makan, atau toko.

Spanduk penolakan ganti rugi lahan di pasang di sudut Dusun Temanggal 1, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Jumat (11/12). Warga menolak rendahnya ganti rugi lahan warga yang terdampak proyek Jalan Tol Jogja-Solo. Di Dusun Temanggal 1 ada sekitar 150 warga yang terdampak proyek tol ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Spanduk penolakan ganti rugi lahan di pasang di sudut Dusun Temanggal 1, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Jumat (11/12). Warga menolak rendahnya ganti rugi lahan warga yang terdampak proyek Jalan Tol Jogja-Solo. Di Dusun Temanggal 1 ada sekitar 150 warga yang terdampak proyek tol ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Kustini Sri Purnomo mengimbau warga setempat yang rumah maupun lahannya terdampak proyek tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo memanfaatkan uang ganti untung untuk membuka usaha baru yang produktif.

"Setelah kebutuhan pokok seperti tempat tinggal baru dan kebutuhan lainnya terpenuhi, warga bisa membuka usaha baru. Dengan usaha baru, warga bisa lebih produktif untuk menjamin kelangsungan hidup di masa depan," kata Kustini Sri Purnomo.

Menurut dia, usaha baru tersebut dapat berupa membuat UMKM, warung makan, atau toko dan bisa juga lahan pertanian. "Harapan saya uang ganti untung digunakan untuk hal-hal yang produktif dari pada konsumtif," katanya.

Sejumlah warga Sleman mendadak menjadi miliarder setelah mendapatkan uang ganti untung lahan terdampak proyek tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo.

Warga desa di Sleman sudah menerima ganti kerugian pengadaan tanah jalan tol Bawen-Yogyakarta salah satunya di Padukuhan Sanggarahan dan Pundong, Kelurahan Tirtoadi.

Mayoritas atau 96 persen warga di padukuhan tersebut sudah mendapatkan uang ganti untung. Dari data lapangan, terdapat warga yang menerima ganti untung mencapai angka Rp 12,5 milliar.

Dengan banyaknya uang ganti untung yang diterima warga, Kustini mengimbau ke seluruh warga untuk bijak menggunakan uangnya. "Penggunaan uang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing warga. Tentunya akan ada warga yang memiliki uang banyak. Kami berpesan gunakan itu sebaik-sebaiknya. Jangan boros," katanya.

Kustini mengatakan, yang menjadi prioritas pertama penerima ganti untung yang rumahnya terdampak adalah mencari hunian baru. Setelah mendapatkan lokasi pengganti, warga baru bisa memikirkan kebutuhan yang lain.

"Kami mendapatkan laporan ada beberapa warga yang sudah membelanjakan uang ganti untung untuk membeli mobil atau kebutuhan konsumtif lain. Namun kebutuhan primer agar tetap menjadi prioritas utama. Tidak apa-apa beli mobil, motor atau kebutuhan sekunder lainnya. Asal kebutuhan primer seperti tempat tinggal, usaha itu sudah terpenuhi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement