REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi corona virus disease masih berlangsung. Selain menerapkan protokol kesehatan, pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan, vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar yang saat ini dapat dilakukan untuk menekan penyebaran virus.
Sayang, jumlah vaksin yang masih terbatas di Indonesia membuatnya belum bisa diberikan kepada semua orang. Pemberian harus dilakukan menggunakan penetapan kategori-kategori prioritas umur seperti lanjut usia (lansia) dan pra-lansia.
Padahal, walaupun sempat menjadi pro dan kontra, antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksin sudah terbilang cukup tinggi. Apalagi, setelah pemerintah menetapkan surat vaksin menjadi syarat-syarat untuk melakukan kegiatan publik.
Sejauh ini, pelaksanaan vaksinasi masih banyak diinisiasi instansi-instansi pemerintahan yang menggandeng lembaga-lembaga swasta. Walau harus repot, ada pula masyarakat yang berinisiatif mengajukan vaksinasi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Salah satunya dilakukan Ketua RT 10, RW 25, Padukuhan Kutu Tegal, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, Arlin Febrynianto. Awalnya, Arlin mencoba mencari vaksin untuknya dan istri yang ternyata cukup sulit didapat.
"Sebab, masih prioritas lansia dan pra-lansia, saya cari-cari akhirnya bisa dapat di Rumah Sakit Happy Land, bisa dengan sistem dua pra-lansia dan satu pendamping," kata Arlin kepada Republika.co.id, Kamis (2/9).
Dari sana, Arlin berpikir membuat agenda vaksinasi agar warga di kampungnya juga mendapatkan vaksin. Kemudian, ia mencari informasi ke Puskesmas Kutu Tegal, yang sebenarnya bisa dilakukan namun masih harus menanti antrian yang cukup panjang.
Setelah itu, Arlin disarankan membawa kuota yang ada ke Padukuhan Kragilan, lalu sambil mendatangi pintu ke pintu warga yang berkenan divaksin. Hal itu dilakukan agar warganya yang usia produktif dapat pula menerima vaksin sebagai pendamping.
Namun, setelah melihat kerumunan yang tidak kondusif saat vaksinasi, kuota vaksin 30 orang bagi warganya baru diberikan kepada 10 orang. Arlin coba menghubungi lagi puskesmas untuk menggelar vaksinasi di GOR yang kebetulan dekat dengan puskesmas.
Kebetulan lain, pengurus-pengurus GOR masuk ke kuota vaksin Arlin yang juga siap tempat mereka yang cukup luas dijadikan lokasi vaksinasi. Akhirnya, 28 Juli 2021 permintaan vaksinasi disetujui dengan kuota 120, dua lansia dan satu pendamping.
Pengalaman di Kragilan, Arlin membuat pemberian vaksin dibagi empat waktu dengan 30 orang penerima setiap jamnya. Ia mengaku bersyukur, cara itu berhasil membuat pelaksanaan vaksinasi berjalan cukup lancar tanpa ada kerumunan yang terjadi.
"Ada grup, kita bagikan jadwal ke warga, saya juga komunikasi ke Ketua RW 25 dan Ketua RT 9, RT 11 dan RT 12, saya minta didata ada berapa orang yang siap untuk divaksin. Jadi, semua masuk satu pintu ke saya untuk didaftarkan secara daring," ujar Arlin.
Berbagi kuota
Arlin, yang tadinya hanya mencari vaksin untuknya dan istri, kini menjadi semacam vendor untuk membantu warga RT-RT lain agar mendapatkan vaksinasi. Bahkan, data-data dikumpulkan untuk didaftar langsung ke Puskesmas Mlati demi memudahkan warga.
Setelah itu, vaksinasi dosis pertama yang kedua digelar 13 Agustus 2021 dan dosis kedua untuk agenda pertama dihelat pada 25 Agustus 2021. Arlin dan timnya di RT 10 memandu sistem, sehingga puskesmas tinggal menerima data dan lakukan penyuntikan.
Ia mengaku bersyukur, walaupun konsekuensinya warga RT 10 sendiri yang menerima vaksin harus terbatas karena harus berbagi kuota. Meski begitu, ia mengungkapkan, sampai saat ini 85 persen total sekitar 50 KK warganya sudah mendapatkan vaksin.
Beberapa waktu belakangan, ternyata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut mengizinkan RT-RT yang ada di DIY mengajukan pelaksanaan vaksinasi. Untuk Arlin, pelaksanaan vaksinasi warganya yang keempat dijadwalkan 14 September 2021.
Bahkan, sudah akan menambah penerima pegawai perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar Padukuhan Kutu Tegal yang belum mendapatkan vaksin. Arlin berharap bisa menggandeng elemen-elemen masyarakat lain seperti kampus-kampus, Polri, atau TNI.
"Alhamdulilah banyak yang mendukung, banyak yang mau menyumbang, bahkan selain dana kas dari RW 25 cukup banyak warga yang mau sedekah untuk membantu seperti konsumsi saat pelaksanaan vaksinasi, termasuk pelaku-pelaku usaha di sekitar," kata Arlin.
Selama pandemi, ia juga bersyukur warganya tidak banyak yang terpapar covid. Bahkan, sejauh ini hanya ada enam warga yang terpapar untuk RW 25, yang ketika ada info langsung melapor ke RT, diteruskan ke RW dan puskesmas untuk ditangani.
Menurut Arlin, kesadaran warga yang cukup tinggi salah satunya karena sejak awal pandemi di grup-grup sudah disosialisasi. Diyakinkan agar tidak usah malu, tidak usah berkecil hati, tidak usah ditutup karena ini menjadi tanggung jawab bersama.
"Intinya, masalah ini bukan aib. Bahkan, warung-warung sekitar banyak mendukung pasokan makanan jika ada yang jalani isolasi mandiri. Semua warga berkontribusi, termasuk mengawasi dan melakukan penyemprotan disinfektan tiap pekan," ujarnya.