Jumat 03 Sep 2021 19:28 WIB

Kerja Sama dengan Cina, UNY Gelar Workshop Pendidikan Vokasi

Sekolah vokasi memberikan masyarakat pengetahuan dan kemampuan mengatasi kemiskinan.

Kampus UNY.
Foto: Dokumen.
Kampus UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk menindaklanjuti rintisan kerja sama antara UNY dengan KBRI Beijing, UNY menggelar China-Indonesia Workshop Technical and Vocational Education Training (TVET) secara daring belum lama ini. 

TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan. TVET menggunakan pembelajaran formal, non-formal dan informal serta diakui sebagai kendaraan penting untuk pemerataan sosial, inklusi, dan pembangunan berkelanjutan. 

Sekretaris Jenderal China Education Association for International Exchange (CEAIE) Wang Yongli mengapresiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Cina dan Asia-China Centre yang telah melaksanakan kegiatan ini.

"Pendidikan teknik dan vokasi adalah peran baru dalam pengembangan sumber daya manusia, keterampilan dan etika” kata Wang Yongli dalam siaran pers, Jumat (3/9).

Dalam masa pandemi ini, Cina dan Indonesia memiliki permintaan yang urgen dalam pembangunan sosial ekonomi. Cina memiliki pendidikan vokasi terbesar di dunia dengan ribuan insitusi dengan jutaan siswa yang belajar tentang pelatihan keterampilan dan kehidupan.

Dikatakannya, bahwa sekolah vokasi memberikan pada masyarakat pengetahuan dan kemampuan mengatasi kemiskinan karena 13 persen siswa berasal dari kalangan bawah. Di Cina, pendidikan vokasi dapat mengurangi 19 juta kemiskinan dalam 8 tahun terakhir. Wang Yongli berharap agar workshop ini dapat sebagai sarana belajar dan bertukar pengalaman dalam inovasi dan teknologi. 

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Saryadi mengatakan pendidikan masih dapat ditingkatkan kualitasnya.

“Ekskalasi pendidikan vokasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun juga memerlukan kontribusi sektor swasta, komunitas dan masyarakat sebagai pemeran utama dalam memajukan pendidikan” katanya.

Dukungan dan kerja sama dari stakeholder dalam berbagi sumberdaya, pengetahuan dan keahlian dapat dipertimbangkan sebagai faktor kunci dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Direktorat siap mendukung sepenuhnya dan mengundang mitra untuk berkolaborasi dalam meningkatkan mutu pendidikan. 

Duta Besar Indonesia untuk Beijing Djauhari Oratmangun mengucapkan terimakasih pada CEAIE, UNY dan perguruan tinggi yang terlibat dan berharap agar workshop ini berlangsung lancar dan sukses.Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNY Siswantoyo mengharapkan agar kegiatan ini dapat meningkatkan perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia. 

Kegiatan ini dihelat secara daring dan diikuti oleh lebih dari 500 perguruan tinggi serta SMA dan SMK di seluruh Indonesia. Pembicara dalam workshop ini diantaranya Prof Liu Yufeng, Director of International Cooperation and Comparative Studies, Central Institute for Vocational and Technical Education, Ministry of Education dengan makalah ‘TVET Reform and Practices in China’, Prof Ji Wenlin, Former President of Jiangsu Animal Husbandry & Veterinary College dengan makalah ‘Industry Cooperation in TVET Development - the Practice of Jiangsu Animal Husbandry & Veterinary College’ serta Prof Cen Yong, Vice President of Ningbo Polytechnic dengan makalah ‘Employment Oriented Student Career Development’. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement