REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan warga gagal mengikuti skrining donor plasma konvalesen di Sekretariat Yayasan Bersama Indonesia Sehat (Bersih), Surabaya, Jatim, Sabtu (4/9), lantaran kurangnya persediaan kantong plasma di PMI.
"Kami minta maaf kepada para calon pendonor plasma konvalesen yang datang tetapi gagal melakukan skrining dikarenakan tidak adanya persediaan kantong plasma di PMI (Palang Merah Indonesia)," kata Ketua Yayasan Bersih Teguh Prihandoko.
Meski demikian, kegiatan Yayasan Bersih lainnya berupa donor darah di tempat yang sama tetap digelar. Menurutnya, ada sekitar 140 orang yang berhasil ikut donor darah, sedangkan 54 orang gagal skrining donor plasma konvalen.
"Seluruh calon pendonor mendapatkan satu porsi rawon dan paket sembako," ujarnya.
Rencananya Yayasan Bersih akan rutin melakukan aksi donor darah setiap 2 bulan sekali. Hal ini untuk menjaga stabilitas stok darah dan plasma konvalesen di UDD PMI Kota Surabaya.
"Harapannya tidak ada lagi kejadian menumpuknya permintaan karena sedikitnya stok yang terjadi beberapa waktu lalu," katanya.
Kabag Humas PMI Surabaya dr. Martono mengatakan kegiatan donor darah yang dilakukan Yayasan Bersih ini memang bukan kegiatan donor darah yang pertama dilakukan instansi/lembaga diluar yang dilaksanakan di PMI Kota Surabaya semenjak setelah PPKM Darurat.
"Tapi ini adalah kegiatan yang mampu mengumpulkan pendonor dalam jumlah paling besar tapi tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Martono.