REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (HMPTI FKIP) mengimplementasikan Teknologi Digital untuk meningakatkan potensi wisata di Pasar Mbatok Desa Kemuning melalui program holistik.
Program Holistik Bina Desa (PHBD) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan tujuan menumbuhkan rasa peduli mahasiswa dan berkontribusinya kepada masyarakat desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha, dan sejahtera.
Program Holistik Bina Desa ini dikerjakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika beranggotakan 12 orang yang berasal dari Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematikan dan Pendidikan Teknik Informatika.
Program yang ditawarkan berupa pengembangan website dan media sosial dengan membuat kelompok Digital Creative Agency di Desa Kemuning yang akan berpartisipasi dan bertugas mengelola strategi pemasaran berbasis digital yang dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November mendatang.
Anggota PHBD, Sekar Nur Pratiwi, berharap dengan berjalannya program holistik ini dapat meramaikan dan menaikan kembali nilai Pasar Mbatok di mata wisatawan domestik. "Semoga kembali ramai wisatawan domestik dan semakin baik pasarnya," kata Sekar.
Pasar Mbatok berlokasi di kebun teh Dusun Badan, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pasar Mbatok beroperasi setiap Sabtu dan Ahad pada pekan pertama dan ketiga setiap bulannya dengan maksud untuk mengangkat kembali kearifian lokal di lereng Gunung Lawu.
Pasar Mbatok merupakan pasar digital yang menjadi program dari Kementerian Pariwisata melalui Generasi Pesona Indonesia Jawa tengah tidak hanya menyuguhkan destinasi orisinalitas alam yang bersifat ekowisata.
Ekowisata yang ditawarkan di Pasar Mbatok berupa kekayaan sumber daya alam, kuliner, kearifan lokal dan suasana masa lalu yang ditampilkan dalam kegiatan di pasar mengenakan baju batik lurik berwarna coklat, diserasikan dengan kerudung hitam, dan bawahan jarik berwarna coklat yang lebih muda.