REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, menjadi salah satu dari 20 destinasi wisata di Indonesia yang menjadi peserta simulasi/uji coba dari program barcode Peduli Lindungi. Meski penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Solo sudah turun menjadi level 3, namun TSTJ tidak bisa langsung menerima pengunjung.
Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 067/2777 tentang PPKM Level 3, disebutkan TSTJ dan Taman Balekambang diperbolehkan melakukan simulasi pembukaan dengan kapasitas maksimal 25 persen.
"Pertama kali kami harus melakukan simulasi, dalam simulasi tidak boleh melibatkan anak-anak usia 12 tahun ke bawah. Simulasi itu belum berarti kami bisa menerima pengunjung," kata Bimo kepada wartawan, Selasa (7/9).
Dalam SE tersebut juga mewajibkan pengelola wisata menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk melakukan skrining terhadap pengunjung dan pegawai. Saat ini, TSTJ sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Kesehatan, dan pelaku usaha pariwisata terkait simulasi program barcode Peduli Lindungi.
Pemerintah pusat membentuk 20 destinasi untuk uji coba dalam rangka sosialisasi dan hasilnya akan dilihat dari program barcode Peduli Lindungi. "Salah satunya TSTJ itu ditunjuk menjadi salah satu peserta untuk melakukan sosialisasi/simulasi terhadap barcode yang nanti akan diuji cobakan. Uji coba kapan nunggu rapat hari Rabu," imbuhnya.
TSTJ sebagai salah satu anggota Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) menjadi salah satu dari 20 destinasi wisata uji coba barcode Peduli Lindungi lantaran sudah memiliki sertifikat CHSE (clean, health, safety, and environment). Syarat mendapatkan barcode Peduli Lindungi salah satunya sertifikasi CHSE.
"Destinasi dengan PPKM level 3 bisa buka setelah mendapat barcode Peduli Lindungi usia 12 tahun ke atas dan sudah terserfitikasi CHSE. Kami kan sudah tersertifikasi. Jadi TSTJ ini sebenarnga tinggal nunggu dapat barcode Peduli Lindungi, kemudian simulasi sekali lagi mengundang Dinas terkait. Setelah oke kami bisa menerima pengunjung sesuai SE," ujar Bimo.