REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bekerja sama dengan Bank Jatim meluncurkan empat inovasi bertajuk Punokawan Milenial Era Digital.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan perluasan digitalisasi daerah, dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, akuntabel dan memberi pelayanan berkualitas. "Digitalisasi sangat penting untuk efisiensi, akuntabel dan transparan. Saya harap inovasi digital ini dapat menjadi fasilitas terlaksananya transaksi nontunai," katanya, Rabu (8/9).
Ia mengatakan, dua di antara empat inovasi tersebut mengusung basis digital, antara lain Sistem Elektronik Membayar Retribusi Pasar (Semar) melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS sendiri, kata dia, adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
"Ada juga inovasi 'Penggunaan Retribusi Elektronik Tera atau Tera Ulang atau E-Retribusi Tera atau Tera Ulang (Gareng)' yang menggunakan virtual account (VA)," katanya.
Inovasi selanjutnya, lanjut dia, yakni Pelayanan Tera atau Tera Ulang Gratis (Petrug), yaitu inovasi pelayanan dengan membebaskan biaya, baik biaya retribusi maupun reparasi timbangan. "Terakhir, yakni inovasi Bantuan Timbangan Oentoek Pedagang (Bagong), yakni program pemberian bansos berupa 200 timbangan kodok kepada para pedagang dan IKM," katanya.
Pada kesempatan itu, Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim Rizyana Mirda menyebut era digitalisasi sangat sesuai untuk diterapkan pada masa pandemi COVID-19. "Adanya inovasi cashless ini kami harap dapat menekan kerumunan sesuai prokes, bahkan menghindari risiko peredaran uang palsu," katanya.
Sedangkan, Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, juga menyebut bahwa digitalisasi telah membuat perubahan besar termasuk perekonomian. Empat inovasi yang diluncurkan, diharapkan dapat memudahkan masyarakat khususnya para pedagang.