REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dampak pencemaran sungai Bengawan Solo di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah telah membuat pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora kepada pelanggan terganggu.
Akibat pencemaran ini telah membuat pelayanan air bersih bagi sekitar 12 ribu pelanggan PDAM Kabupaten Blora terhenti, setelah air baku dari sungai Bengawan Solo tidak dapat diproduksi menjadi air bersih.
Direktur Utama PDAM Kabupaten Blora, Yan Rya Pramono mengungkapkan, dampak pencemaran sungai Bengawan Solo bagi pelayanan PDAM di Kabupaten Blora cukup signfikan.
Karena air baku dari sungai Bengawan Solo tersebut untuk melayani sekitar 12 ribu pelanggan PDAM Kabupatrn Blora yang tersebar di lima wilayah kecamatan.
Lima kecamatan yang dimaksud meliputi Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepon dan Kecamatan Blora. Area pelanggan dari Cepu sampai Blora tersebut membentang sepanjang 30 kilometer.
Bahkan untuk hari ini, pelanggan di lima krcamatan tersebut juga tidak bisa menikmati air bersih dari PDAM Kabupaten Blora. "Sejak pagi tadi pukul 06.00 WIB, kami sudah tidak bisa melayani pelanggan," ungkapnya, Jumat (10/9).
Artinya, lanjut Yan Rya, layanan air bersih pelanggan PDAM yang ada di lima kecamatan tersebut untuk sementara terhenti. Karena air baku yang diambil dari sungai Bengawan Solo dan saat ini tercemar tidak bisa diolah menjadi air bersih.
Ia juga mengungkapkan, kebutuhan air baku dari sungai Bengawan Solo untuk 12 an ribu pelanggan di lima kecamatan mencapai 150 liter per detik. Namun karena kualitas airnya tidak memungkinkan untuk diolah, maka untuk sementara ini off semua.
"Karena kadar pencemarannya memang sudah terlalu pekat, sehingga jika diolah justru akan bisa membahayakan bagi pelanggan PDAM," lanjutnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Secara spesifik, ia juga menjelaskan kondisi air baku sungai Bengawan Solo yang tercemar, secara teknis, kualitasnya, sudah jauh menurun dan tidak memenuhi syarat sebagai air baku.
Secara kasat mata saja, air bersih yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari- harimestinya, jenih dan tidak berwarna, namun untuk air baku yang telah tercemar tersebut, meskipun sudah diolah, masih tetap berwarna.
Jadi kalu diolah, airnya masih tetap keruh dan berwarna kekuning kecoklat- coklatan. "Bahkan secara kimia biologis, kualitas air baku dari sungai Bengawan Solo yang tercemar memang sudah tidak memenuhi syarat lagi," tegasnya.
Sampai kapan layanan air bersih kepada belasan ribu pelanggan PDAM Blora bisa kembali normal, Yanuar mengaku tidak bisa memastikannya. Namun ia berharap besok air baku dari sungai Bengawan Solo tersebut sudah bisa diolah.
Dengan begitu PDAM Kabupaten Blora sudah bisa memproduksi air bersih kembali. "Semoga tingkat pencemarannya sudah sudah berkurang dan kualitas air baku relatif lebih baik lagi untuk diolah menjadi air bersih.
Sehingga para pelanggan di lima kecamatan, secepatnya akan dapat menikmati layanan air bersih dari PDAM kembali. "Karena air bersih memang menjadi kebutuhan dasar pelanggan sehari- hari," tambahnya.