REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengimbau pihak sekolah dan pelajar mematuhi protokol kesehatan yang berlaku dalam uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang digelar di sejumlah sekolah Kota Kediri.
"Kita harus hati-hati dalam uji coba PTM terbatas ini, jangan sampai setelah diberi kelonggaran diadakan PTM, kembali terjadi lonjakan kasus positif. Kami terus memantau dan evaluasi, jika ditemukan pelanggaran dan kejadian kasus positif di sekolah, bukan tidak mungkin kebijakan ini dicabut," kata Wali Kota di Kediri, Senin (13/9).
Wali Kota berharap dengan uji coba ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan penerapan protokol kesehatan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto menambahkan ada 20 sekolah yang dipilih melakukan uji coba PTM terbatas.
Mereka adalah sekolah penggerak dan didukung sarana prasarana yang siap. Nantinya, akan ada evaluasi untuk menentukan penambahan sekolah lain yang bisa mengikuti uji coba PTM terbatas. "Ini kami akan evaluasi penyelenggaraan selama sepekan ke depan. Jika ternyata situasi memungkinkan, dinas pendidikan akan menambah sekolah yang dapat ikut PTM Terbatas secara bertahap," kata Siswanto.
Penyelenggaraan PTM Terbatas tiap sekolah ini juga tetap melibatkan kesediaan wali murid untuk mengizinkan anaknya melakukan pembelajaran di sekolah. Sekolah tersebut pun juga tetap melayani siswa belajar daring bagi orang tua yang belum bersedia anaknya belajar di sekolah.
SDN Burengan 2 Kota Kediri menjadi salah satu sekolah yang mengikuti uji coba PTM terbatas.
Kepala SDN Burengan 2 Kota Kediri Suwandi menjelaskan ada beberapa hal yang diperhatikan dalam PTM terbatas salah satunya pembagian sesi kelas. "Kami mengkategorikan kelas dengan sebutan kelas bawah dan atas. Untuk kelas bawah yaitu kelas 1,2 dan 3, masuk pada hari Senin dan Rabu, dan terjadwal dua sesi. Lalu untuk kelas 4,5 dan 6 yang masuk kelas atas, dijadwalkan PTM hari Selasa dan Kamis. Selain hari tersebut, semua murid tetap mengikuti sekolah daring," kata Suwandi.
Penjemputan siswa pun diatur agar tidak berkerumun di depan sekolah dengan cara para orang tua diimbau datang di sekolah menjelang jam pulang. Hal ini bertujuan agar orang tua tidak menunggu terlalu lama. Sehingga ketika murid sudah keluar kelas, orang tua juga bisa langsung menjemput dan segera pulang.
Selain itu, PTM terbatas ini juga menjadi momen pertama kali siswa kelas satu yang baru untuk masuk ke sekolah. Wali kelas 1A Elis Syarifatul menyampaikan cukup senang dengan adanya PTM ini.
"Sejak awal memang guru-guru sudah ingin bertemu dengan muridnya, jadi cukup senang. Untuk hari pertama ini, kami masih membangun komunikasi dengan murid, sehingga mereka bisa nyaman ketika di kelas. Nanti kalau sudah nyaman, pelajaran yang diberikan mudah dipahami," kata Elis.
Selama daring pun, Elis juga selalu membagikan video pembelajaran dan menampakkan wajah. Hal ini diharapkan siswa bisa mengenali gurunya dan cepat adaptasi ketika masuk sekolah.
Kegiatan uji coba PTM terbatas tersebut diberlakukan untuk sekolah tingkat TK-SMP di Kota Kediri. Uji coba ini dilakukan untuk memastikan kesiapan sekolah dan evaluasi PTM selama pandemi. Sebanyak 20 sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut.