Ahad 19 Sep 2021 00:43 WIB

Sebagian Pengunjung Borobudur Belum Siapkan PeduliLindungi

Banyak hambatan dalam penerapan PeduliLindungi pada hari pertama di Borobudur

Sebagian pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum menyiapkan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk di objek wisata tersebut. (Foto: Pintu masuk Taman WIsata Candi (TWC) Borobudur)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sebagian pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum menyiapkan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk di objek wisata tersebut. (Foto: Pintu masuk Taman WIsata Candi (TWC) Borobudur)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sebagian pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum menyiapkan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk di objek wisata tersebut. Pengunjung dari Surabaya, Ailin, mengatakan, belum mengetahui jika syarat masuk ke Taman Wisata Candi Borobudur harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Kami tadi sempat bingung, tetapi ada petugas yang membantu download, pelayanannya bagus," katanya di Magelang, Sabtu (18/9).

Baca Juga

Menanggapi penggunaan aplikasi tersebut sebagai syarat untuk masuk Taman Wisata Candi Borobudur, dia menyampaikan apresiasi karena ini juga demi keamanan diri sendiri. Pengunjung dari Jakarta, Ana, yang datang berombongan bersama keluarganya mengatakan, sudah mengetahui dari media bahwa masuk Borobudur harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Saya dan anak saya sudah mengunduh aplikasi tersebut, tetapi beberapa saudara saya belum melakukan sehingga harus mengunduh aplikasi tersebut lebih dulu di lokasi sehingga tidak bisa langsung masuk," katanya.

General Manager Unit Manohara dan Unit Borobudur Jamaludin Mawardi mengakui pada uji coba penerapan aplikasi PeduliLindungi pada hari pertama di Borobudur ini masih dijumpai banyak hambatan. Bukan hanya dari sistemnya saja, tetapi juga dari kesiapan wisatawan terutama soal aplikasi PeduliLindungi.

"Kami masih menjumpai banyak wisatawan yang belum mempersiapkan diri dengan mengunduh aplikasi PeduliLindungi di smartphone mereka masing-masing. Hal ini mengakibatkan mereka tertahan, karena harus menginstal dulu aplikasi tersebut yang kadang tidak langsung berhasil sehingga memakan waktu," katanya.

Menurut dia, memang perlu ada proses edukasi secara kontinyu, baik pada saat mereka berada di sini sebelum membeli tiket maupun sebelum mereka memutuskan untuk berkunjung ke Borobudur. "Melalui media sosial terus kami lakukan proses edukasi ini," katanya.

Ia menyampaikan, pengunjung hari pertama uji coba objek wisata ini dari berbagai kota di Jawa, antara lain Bogor, Tangerang, Jakarta, dan sejumlah kota di Jateng. "Saya kira mereka sengaja datang, mungkin sudah mendapat informasi bahwa hari ini Candi Borobudur sudah bisa dikunjungi," katanya.

Ia menjelaskan, masa uji coba pembukaan Candi Borobudur di tengah pandemi ini pengunjung harus menjalani beberapa tahap pemeriksaan, begitu masuk di pintu gerbang dipastikan oleh petugas keamanan bahwa mereka harus sudah vaksinasi dengan bukti kartu vaksin dan bukti lainnya. Selain itu, katanya dipastikan tidak ada anak-anak di bawah 12 tahun dan sudah mengunduh aplikasi peduli lindungi.

"Anak di bawah 12 tahun belum diizinkan karena memang mereka belum divaksinasi. Jadi substansinya bukan anak-anak tetapi vaksinasinya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement