REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra (Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Pembaca yang kreatif, seorang teman sempat bercerita kalau dia tidak diajak oleh rekan kerja lain untuk silaturahim ke rumah seorang kerabat yang sudah purna. Kemudian cerita itu berkembang dan sambil bercanda teman yang juga tidak diajak itu spontan mengatakan "andaikan bukan circle dia (orang yang mengajak)".
Kita sering mendengar istilah "circle" yang digunakan Gen YZ atau netizen saat ini, untuk menunjukkan orang-orang dekat mereka. Jadi jika Anda tidak diajak atau tidak didukung bisanya anda bukan circle mereka, hehe.
Pembaca yang kreatif, apa yang Anda bisa lakukan untuk membangun circle yang memiliki semangat pergaulan positif? Terkadang kalau melihat promo webinar kita juga membaca salah satu keuntungan mengikutinya adalah "circle yang positif atau membership".
Circle yang positif bisa berdampak baik untuk orang yang berada dalam lingkungan itu. Sederhana saja, jika Anda ingin melihat potensi seseorang itu seperti apa terkadang hanya butuh melihat dan mengetahui circle (teman-temannya) siapa saja.
Pembaca yang kreatif, agar aktivitas pribadi seseorang berkualitas maka perlu masuk ke dalam lingkaran terbaik. Kita akan sangat senang bekerja dan bekerja sama jika kita berada dalam frekuensi yang sama. Nyambung ketika bercerita atau mempunyai pandangan yang sama untuk meraih tujuan.
Walaupun tidak bisa dipungkiri untuk membentuk tahapan proses, terkadang caranya bisa berbeda. Namun tetap bisa memiliki arah pencapaian yang lebih baik. Circle tidak melulu bicara dengan orang lain. Circle juga bisa dibentuk untuk diri sendiri.
Kita bisa menggunakan salah satu teknik NLP yang bernama Circle of Excellence. Ketika mengisi penguatan SDM untuk tenaga kependidikan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM pekan lalu, saya meminta mbak Santi Werdoyo, staf MAKSI UGM, untuk mempraktikkan.
Saya meminta mbak Santi menceritakan singkat satu pengalaman bahagia. Ceritanya tentang situasi saat acara lamaran pernikahannya di mana ia merasakan sangat bahagia. Ketika saya bertanya sedikit kisah momen itu, mbak Santi dengan sangat mantap menceritakan siapa saja yang hadir, bahkan menyebutkan model pakaian serta warna yang digunakan oleh dirinya, calon suaminya, ibunya, dan keluarganya yang lain.
Jawaban lengkap dan cepat itu cukup untuk menyatakan bahwa itulah rasa bahagia. Secara emosional seseorang bisa menceritakan yang pernah dialaminya. Cukup dengan konsentrasi sejenak seseorang bisa menghadirkan kenangan itu. Sekali lagi konsentrasi dan fokus.
Dalam posisi duduk di tempat kerja saya meminta mbak Santi untuk fokus menghadirkan dan merasakan kenangan itu dalam pikirannya. Begitu rasa bahagia itu sudah terasa, kita bisa meminta untuk membuat lingkaran (circle) di depannya. Bisa menggunakan tangan dan membentuk lingkaran sesuai keinginan.
Bahkan jika Anda bertanya apakah warnanya, hampir keseluruhan mereka bisa menyebutkan warnanya. Mintalah untuk masuk melangkah atau bergeser ke dalamnya. Begitu berada dalam circle itu mereka tetap dituntun untuk menghadirkan rasa bahagia.
Setelah kuat dan terlihat dari anggukan kepala, maka saya meminta mbak Santi menghentakkan kaki kanannya ke lantai. Terlihat di layar Zoom mbak Santi melakukannya. Walaupun getarannya tidak sampai ke saya, hehe.
Artinya tubuhnya bergerak. Setelah selesai dan membuka matanya, saya meminta mbak Santi untuk bergeser ke belakang dan menarik nafas. Kemudian saya memintanya kembali ke posisi circle yang dibentuk tadi dan menarik nafas.
Ketika ditanya, beliau mengatakan rasanya tenang dan nyaman sekali. Pembaca yang kreatif, circle Anda harusnya membuatnya suasana nyaman, bersemangat, bahkan penuh antusias dalam menunjang aktivitas Anda. Jadikan keluarga, sahabat, rekan kerja, tetangga, komunitas dan mitra anda adalah Circle of Excellence dalam aktivitas profesional dan bisnis Anda. Sehat dan sukses selalu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika