REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta membagikan seribu gelang vaksin Covid-19 ke pelaku usaha pariwisata. Ada 10 usaha pariwisata di bidang perhotelan di Yogyakarta yang menerima gelang vaksin ini.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, pembagian gelang vaksin dilakukan untuk memudahkan identifikasi warga yang sudah menerima vaksin. Terutama bagi wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta.
"Memudahkan identifikasi warga yang sudah menerima vaksin baik dosis satu maupun dosis dua, juga sebagai souvenir atau kenang-kenangan khas bagi wisatawan saat mengunjungi Kota Yogya. Mengingat hal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia, belum pernah dilakukan di kota-kota lainnya," kata Haryadi, Kamis (23/9).
Haryadi menyebutkan, pemberian gelang vaksin ini dilakukan sebagai upaya untuk menggeliatkan pariwisata dan meningkatkan perekonomian Yogyakarta. Selain itu, pihaknya juga membagikan seribu gelang vaksin kepada PHRI DIY.
Dengan adanya gelang vaksin, kata Haryadi, dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan selama berada di Yogyakarta. Pasalnya, gelang vaksin ini juga memudahkan penerima vaksin untuk beraktivitas di Yogyakarta.
"Industri pariwisata kita harapkan agar terus dapat menggeliat, beraktivitas. Warga tidak perlu lagi mengeluarkan sertifikat vaksin, cukup dengan mengenakan gelang, maka warga dapat berkegiatan dengan leluasa di situasi new normal," ujarnya.
Dalam mendukung peningkatan ekonomi dan pariwisata, usaha pariwisata yang beroperasi juga diwajibkan memiliki sertifikat CHSE. Perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi juga dilakukan tidak hanya tempat wisata, namun hingga pusat perbelanjaan/mal yang saat ini mengikuti uji coba pembukaan.
Terkait dengan capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Yogyakarta, kata Haryadi, sudah mencapai lebih dari 70 persen. Vaksinasi ini mencakup lansia, pelajar, hingga warga yang masuk dalam usia produktif.
"Pemkot Yogya akan terus berusaha menggencarkan program vaksinasi agar di akhir September kita telah mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok," jelas Haryadi.