REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — Menjelang peralihan musim kemarau ke musim penghujan, PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY mulai mengantisipasi potensi gangguan jaringan listrik akibat dampak cuaca ekstrim.
Upaya antisipasi ini diwujudkan melalui kegiatan inspeksi jaringan, pemeliharaan jaringan serta melakukan pemotongan --dahan maupun ranting pohon-- yang berpotensi memicu terjadinya gangguan jaringan listrik (rabas- rabas).
“Termasuk juga keamanan infrastruktur jaringan listrik guna meminimalkan risiko dampak terjadinya bencana alam hydrometerologi,” ungkap General Manager PLN UID Jawa Tengah dan DIY, M Irwansyah Putra, kepada Republika, di Semarang, Rabu (19/9).
Menurutnya, cuaca ekstrim yang ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi berpotensi menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang akibat terjangan angin kencang.
Jika bersinggungan dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur jaringan bakal bisa mengganggu keandalan jaringan dan juga menimbulkan potensi bahaya kelistrikan. “Maka, antisipasi kami siapkan sejak menjelang datangnya musim penghujan,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Irwansyah, PLN UID Jawa Tengah dan DIY juga mengharapkan peran serta masyarakat secara aktif dalam menjaga keamanan sekaligus keandalan infrastruktur jaringan listrik yang ada di lingkungan masing- masing.
Caranya dengan menginformasikan atau melaporkan potensi penyebab gangguan jaringan listrik, seperti adanya pohon yang dekat dan bisa membahayakan jaringan listrik atau pojhon yang tumbang hingga mengenai jaringan tersebut.
“c, PLN juga megimbau masyarakat dapat melaporkan ke kantor PLN terdekat ataupun melalui Contact Center 123 dan PLN Mobile apabila melihat pohon yang berada terlalu dekat dengan jaringan listrik,” tndasnya.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan, jarak aman pohon atau bangunan ke jaringan listrik minimal adalah 3 meter, Apabila kurang dari itu akan dilakukan perabasan untuk mengamankan jaringa pasokan listrik oleh PLN.
Bagi masyarakat yang memiliki pohon yang sudah dekat dengan jaringan listrik juga dihimbau untuk tidak melakukan penebangan sendiri, melainkan tetap harus berkoordinasi dengan PLN untuk mengamankan jaringa listrik yang ada di linkungannya.
“Sebab, pada musim hujan --tidak menutup kemungkinan—bakal memicu terjadinya banjir. Sehingga masyarakat juga dimnta untuk mengantisipasi potensi bahaya yang kapan saja bisa muncul,” tambahnya.
Beberapa langkah antisipatif saat banjir yang dapat dilakukan masyarakat, lanjut Irwansyah, antara lain dengan mematikan instalasi listrik di dalam rumah, mencabut peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak dan menaikkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi dana man dari genangan banjir.
Apabila aliran listrik di wilayah yang terkena banjir tidak padam, masyarakat agar segera menghubungi Contact Center PLN 123 atau bisa melalui PLN Mobile agar dipadamkan untuk alasan keselamatan.
Demikian halnya setelah banjir surut, masyarakat dihimbau untuk memastikan semua peralatan elektronik dalam keadaan kering sebelum digunakan. “Namun tetap mempercayakan kepada petugas PLN untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” tandasnya.
Ia mencontohkan, setiap musim penghujan di wilayah Kota Semarang bagian bawah rentan terhadap terjadinya bencana alam banjir serta tanah longsor di wilayah Kota semarang di bagian atas.
Melalui antisipasi yang telah dilakukan ini, berbagai kendala maupun hambatan keandalam listrik saat memasuki musim penghujan akan dapat segera ditangani agar layanan listrik kepada pelanggan tidak terganggu dalam waktu yang lama.
Sementara itu dari segi pasokan listrik, wilayah Jawa Tengah dan DIY saat ini masih dalam keadaan aman. Adapun pasokan listrik sebesar 6.151 Mega watt (MW) dan beban puncak 4.547 MW.
“Artinya masih ada cadangan daya hingga sebesar 1.604 MW guna memenuhi kebutuhan energy masyarakat di Jawa Tengah dan DIY guna mendukung aktivitas harian mereka,” tambah Irwansyah.