Jumat 01 Oct 2021 19:01 WIB

Pemkab Kulon Progo Didorong Kembangkan Wisata Terpadu

Objek wisata di Kulon Progo yang dikelola masyarakat berkembang pesat.

Pengunjung menikmati wisata di Air Terjun Kedung Pedut, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (17/5). Air Terjun Kedung Pedut menjadi salah satu destinasi wisata favorit di perbukitan Menoreh, Kulonprogo. Konsep Ekowisata menjadi daya tarik di sini. Dengan tarif masuk Rp 11 ribu pengunjung bisa menikmati air Terjun dan bisa bermain air dengan tingkat kedalaman.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung menikmati wisata di Air Terjun Kedung Pedut, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (17/5). Air Terjun Kedung Pedut menjadi salah satu destinasi wisata favorit di perbukitan Menoreh, Kulonprogo. Konsep Ekowisata menjadi daya tarik di sini. Dengan tarif masuk Rp 11 ribu pengunjung bisa menikmati air Terjun dan bisa bermain air dengan tingkat kedalaman.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pemerintah setempat melakukan inovasi pengembangan desa wisata terpadu berbasis potensi setempat dengan menampilkan budaya lokal pada 2022.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kulon Progo Istana mengatakan pengembangan desa wisata terpadu berbasis budaya lokal ini dapat memanfaatkan atau mengoptimalkan anggaran dana keistimewaan DIY.

"Pengembangan sektor pariwisata harus dipadukan dengan kearifan lokal dan budaya lokal supaya berkarakter, sehingga wisatawan yang datang ke Kulon Progo tidak hanya menikmati keindahan alam, tapi bisa belajar budaya dan seni lokal yang berkembang di masyarakat," kata Istana.

Ia mengatakan perkembangan jenis jenis industri wisata sangat pesat, pariwisata kedepan tidak menunjuk titik lokasi /objek tertentu, namun bertumbuh menunjuk kepada sebuah kawasan tertentu yang sangat luas dan melibatkan banyak unsur.

Oleh karenanya konsep pengembangan pariwisata edukatif seperti kawasan wisata pertanian, peternakan, agrocultur, kawasan wisata kerajinan, kawasan wisata kuliner, kawasan wisata malam penting untuk difasilitasi.

"Hal ini berkaitan dengan branding dan marketing pariwisata, perlu segera diwujudkan ikon pariwisata Kabupaten Kulon Progo di tempat tempat strategis sebagai simbol yang mewakili jenis dan keunggulan pariwisata Kulon Progo," katanya.

Istana meyakini bahwa pariwisata dapat menjadi trigger pertumbuhan ekonomi sekaligus pendongkrak pendapatan asli daerah. Jika dikembangkan potensi destinasi pariwisata Kulon progo sangat variatif, unik dan unggul berkelas dunia, didukung dengan beberapa Program Strategis Nasional (PSN) di Kulon Progo seperti Bandara Internasional Yogyakarta, ikutan dan turunannya.

"Dengan ditetapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) Kulon Progo yang baru maka diharapkan menjadi pedoman bersama arah kebijakan pembangunan pariwisata," katanya.

Dia juga mengatakan beberapa hal yang penting dan mendesak guna mempercepat pertumbuhan industri pariwisata adalah yaitu perlu segera di susun kembali Rencana Induk Pengembangan Pariwisata di Kulon Progo dalam bentuk Perda Pariwisata sebagai payung hukum pembangunan pariwisata Kulon Progo.

Selain itu, perlu ada program kolaboratif-inovatif gerakan pariwisata yang melibatkan OPD terkait dan masyarakat perlu dihidupkan kembali. "Pengelolaan destinasi pariwisata berbasis masyarakat juga perlu mendapat pendampingan serius dan diarahkan agar menepati prosedur administrasi dan ketentuan perizinan dan semacamnya," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan saat ini, objek wisata yang berkembang di Kulon Progo, khususnya yang dikelola masyarakat berkembang pesat. Objek wisata yang berkembang menawarkan keindahan alam hingga budaya lokal.

"Kami melalui Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan berupaya mendorong masyarakat yang bergerak pengembangan pariwisata mengedepankan objek wisata berbasis lokal yang unik, sehingga wisatawan tidak jenuh untuk berkunjung," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement