Senin 04 Oct 2021 23:02 WIB

Perhutani Kawal Serius Program Agroforestry Tebu di Jatim

Aagroforestry tebu mandiri ditanam di wilayah hutan Perhutani KPH Jombang dan Ngawi.

Petani memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula, di Ngawi, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petani memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula, di Ngawi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perum Perhutani akan mengawal serius program agroforestry tebu dan porang mandiri di Jawa Timur, agar program itu bisa sukses, sebab juga dimonitor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya mengatakan, dalam program perhutanan sosial itu juga diperlukan sinergi semua jajaran.

Ia mengatakan, program agroforestry tebu mandiri ditanam di wilayah hutan Perhutani KPH Jombang dan KPH Ngawi, sedangkan untuk tanaman agroforestry porang mandiri ada di KPH Nganjuk dan KPH Ngawi.

Sebelumnya, Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro melakukan kunjungan ke wilayah Nganjuk dan Ngawi Jawa Timur pada, Rabu (29/9). Dalam kunjungan itu, Wahyu menegaskan bahwa Perhutani akan mengoptimalkan produktivitas lahan hutan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dari hasil hutan selain kayu, yakni melalui program agroforestry tebu mandiri dan agroforestry porang mandiri.

"Kami akan kawal langsung program agroforestry tebu dan porang mandiri ini. Memang dulu kami dilarang menanam tebu, tapi sekarang kran dibuka pemerintah dalam rangka mendukung ketahanan pangan untuk mencukupi kebutuhan gula nasional," kata Wahyu, menjelaskan.

Wahyu berjanji akan meningkatkan produktifitas lahan hutan dengan mengupayakan nilai keekonomian lahan dengan menanam tebu. Wahyu mengatakan, jika dirinya juga ingin mengidentifikasi kearifan lokal setiap KPH yang bisa dikembangkan dengan tanaman yang dapat di panen dalam jangka pendek, sehingga ke depan tidak bertumpu pada kayu yang membutuhkan puluhan tahun untuk dipanen.

"Seperti di Jatim, dengan mengembangkan tanaman porangnya di kawasan hutan Perhutani Nganjuk dan Saradan. Yang seperti ini perlu di-support dan kami kembangkan agar tercipta menjadi KPH mandiri," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement