REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Literasi keuangan berbasis perbankan syariah berperan penting dalam membantu mewujudkan kemaslahatan. Pada akhirnya, literasi keuangan syariah yang baik dapat mendorong pencapaian sustainable development goals (SDGs).
Hal ini terungkap dalam pidato ilmiah Prof Nunung Ghoniyah pada Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi (FE) Unissula yang dilaksanakan di kampus Unissula, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/10).
Melalui pidato ilmiah berjudul Islamic Financial Literacy Menuju Kemaslahatan dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ini, Nunung menegaskan, pentingnya literasi keuangan yang berbasis perbankan syariah.
Yang menjadi persoalan, tingkat literasi keuangan syariah di masyarakat masih harus didorong lagi. Menurutnya, tingkat literasi yang rendah menjadikan pemahaman masyarakat terhadap keauangan Islam tersebut kurang.
“Tingkat literasi keuangan syariah yang masih rendah juga menjadikan pemanfaatan berbagai produk dan layanan keuangan syariah menjadi kurang optimal,” ungkapnya di hadapan Ketua Senat Unissula, Prof Antonius MT, Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III Unissula, Dekan Fakultas, Kaprodi, dan pimpinan lembaga/unit di lingkungan Unissula dan rektor universitas di Semarang.
Padahal, masih jelas Nunung, riset yang sudah dilakukannya telah menunjukkan masyarakat dengan tingkat literasi keuangan syariah yang baik akan mempu memberikan dampak perilaku yang lebih baik. “Khususnya dalam hal mengelola keuangan pribadi dalam upaya mendukung kesejahteraan mereka,” tambah dosen Fakultas Ekonomi Unissula ini.
Dengan pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen ini, FE Unissula kini memiliki tujuh orang guru besar. Keenam Guru Besar Fakultas Ekonomi Unissula sebelumnya, masing-masing adalah Prof Tatiek Nurhayati, Prof Wuryanti, Prof Ibnu Khajar, Prof Widodo, Prof Olivia Fachrunnisa, dan Prof Heru Sulistyo.