REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 205 mahasiswa Institut Teknologi, Sains dan Kesehatan (ITS) PKU Muhammadiyah Surakarta mengikuti kegiatan Baitul Arqom Purna Studi secara daring pada Rabu-Sabtu (6-9/10). Para calon wisudawan tersebut akan mengikuti pembekalan pengkaderan Kemuhammadiyahan sebelum kembali ke masyarakat.
Kegiatan menghadirkan narasumber Ketua Badan Pembina Harian (BPH) ITS PKU Muhammadiyah Surakarta, Sofyan Anif. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut menyampaikan materi terkait penguatan ideologi Kemuhammadiyahan.
Sofyan Anif mengatakan, ideologi merupakan sesuatu yang dianggap benar dan menjadi keyakinan serta rujukan di dalam beraktivitas. Aktivitas dalam bentuk pendapat, perilaku, ucapan dan sebagainya harus mengacu pada ideologi itu.
"Kalau Muhammadiyah ya ideologi Muhammadiyah. Ideologi sebagai suatu pegangan. Muhammadiyah sebuah organisasi persyarikatan yang dipakai sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara ini," terang Sofyan Anif.
Guru Besar Program Studi Pendidikan Biologi UMS ini menambahkan, selain Muhammadiyah, di Indonesia ada organisasi lain seperti Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Tafsir Alquran (MTA), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. Namun, dibandingkan organisasi-organisasi itu, Muhammadiyah berusia paling tua, yakni lahir pada 1912 atau jauh sebelum Republik Indonesia ada.
"Kenapa Muhammadiyah tetap eksis dan berkembang? Jawabannya karena Muhammadiyah memiliki ideologi. Negara kita akan semakin berkembang maju tidak ada keributan peperangan antar kelompok kalau semua menjalankan ideologi negara yakni Pancasila," ujarnya.
Memasuki usia ke-108 tahun, lanjutnya, Muhammadiyah memiliki pengikut semakin banyak dan terus berkembang dalam amal usaha yang dikelola. Jumlah amal usaha Muhammadiyah di bidang perguruan tinggi mencapai 172 instansi.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan perguruan tinggi milik pemerintah. "Kalau ditotal lebih dari 15 ribu jumlah amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, mulai dari TK, SD, SLTP, dan SLTA. Ini perlu disyukuri," imbuhnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ITS PKU Muhammadiyah, Cemy Nur Fitria mengatakan, kegiatan Baitul Arqom tersebut akan membawa manfaat besar bagi calon wisudawan sebagai kader Muhammadiyah. Kegiatan Baitul Arqom merupakan internalisasi Al Islam Kemuhammadiyahan yang sudah ditempuh selama masa pendidikan 3-4 tahun.
Kegiatan itu akan memberikan pemahaman Kemuhammadiyahan kembali kepada mahasiswa yang akan lulus. "Diharapkan kalau sudah kembali ke lingkungan masing-masing mampu mengemban amanah yang dimiliki dan melaksanakan dakwah dan syiar Muhammadiyah. Diharapkan mampu mendakwahkan dan bersyiar serta adanya kesadaran mental dan spiritual," terang Cemy mewakili Rektor ITS PKU Muhammadiyah, Weny Hastuti.
Ketua Panitia, Suyanto menambahkan, tujuan Baitul Arqom Purna Studi tersebut, peserta diharapkan memiliki kesatuan sikap, integritas, dan cara berpikir dalam memahami dan melaksanakan misi Muhammadiyah. Selain itu, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah di tengah kehidupan setelah peserta kembali ke masyarakat.
Kegiatan digelar selama empat hari pada 6-9 Oktober 2021 secara daring. Para peserta terdiri dari Program D3 Keperawatan reguler 155 orang, Program D3 Kebidanan 13 orang, dan S1 Gizi 37 peserta.