REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kementerian Kesehatan berencana menjadikan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya menjadi RS Pusat Otak, Jantung, dan Kanker (OJK) setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Sejauh ini, RSLI Surabaya hanya dikhususkan untuk melayani pasien-pasien terpapar Covid-19. Meskipun, dalam dua pekan terakhir, di RSLI sudah tidak ada lagi pasien Covid-19 yang menjelani perawatan seiring terjadinya pelandaian kasus.
“Kami mengapresiasi seluruh tenaga kesehatan dan relawan RSLI yang selama ini telah menangani pasien Covid-19 dengan baik,” kata Advisor Kemenkes untuk Rumah Sakit, Nizar Yamanie di sela kunjungannya, Kamis (14/10).
Nizar menjelaskan sejumlah pertimbangan RSLI dijadikan RS Pusat OJK. Yakni karena selama ini banyak orang memilih berobat ke luar negeri, dan dampaknya banyak uang justru mengalir ke luar negeri. Bahkan jumlahnya mencapai triliunan rupiah. Pembentukan RS Pusat OJK diharapkan mampu mendorong peningkatan ketahanan kesehatan nasional.
“Jadi ketahanan kesehatan nasional ini perlu ditingkatkan, termasuk di Jatim sebagai tempat rujukan layanan kesehatan di Indonesia bagian timur,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Nizar, pengembangan RS Pusat OJK diperlukan untuk meningkatkan budaya kerja penanganan pasien hingga berkelas internasional. Ia berharap, layanan penangan penderita ganggunan kesehatan pada otak, jantung maupun penderita kanker khususnya di Jatim dan Indonesia Timur dapat dilayani dengan baik.
“Dan tentunya putaran alokasi dana kesehatan tidak lari keluar negeri,” kata dia.
Nizar melanjutkan, gedung RSLI seluas 54.000 meter persegi tersebut juga sangat layak dan representatif untuk dijadikan RS Pusat OJK. Nantinya, di kawasan tersebut juga akan dibangun rumah sakit yang langsung ditangani Kemenkes RS Pusat, termasuk pendanaan.
“Namun dalam pembangunannya nanti tetap mempertahankan kearifan lokal, termasuk mempertahankan beberapa bangunan yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya,” ujarnya.