REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pelacakan (tracing) terhadap kasus dari klaster senam di Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, terus dilakukan. Kepala Puskesmas Bambanglipuro, Tarsisius Glory mengatakan, total sudah ditemukan 15 kasus positif dari klaster ini.
Glory menyebut, 15 kasus ini tidak seluruhnya merupakan peserta senam. Namun, hanya tujuh orang yang merupakan peserta senam dan delapan orang lainnya merupakan pengembangan kasus terhadap keluarga dari peserta senam.
"Rinciannya tujuh orang dari klaster senam dan delapan orang dari pengembangan keluarga yang ikut senam," kata Glory kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Jumat (15/10).
Glory menjelaskan, kasus pertama berasal dari warga yang merupakan kontak erat kasus positif. Namun, saat mengikuti senam, yang bersangkutan belum diketahui positif Covid-19.
"Saya ingin meluruskan berita yang simpang siur, ceritanya (kasus pertama dari) klaster senam itu bukan orang itu hasil tracing kami, bukan berarti dia (sudah diketahui) positif (kemudian) ikut senam," ujarnya.
Ditemukannya klaster senam ini setelah diketahui bahwa kasus pertama merupakan kontak erat. Pihaknya pun melakukan pelacakan dan pengembangan kasus, hingga akhirnya sudah 15 kasus positif yang ditemukan dari klaster ini.
"Ada klaster senam itu kelanjutan setelah kita tahu bahwa dia (kasus pertama merupakan) kontak erat dan kita lakukan swab dan dia positif, lalu kita lacak," jelas Glory.
Hingga saat ini, pengembangan kasus dengan tracing dan testing dari klaster ini terus dilakukan. Glory menyebut, tracing dan testing dilakukan dengan PCR.
"Sekarang masih pengembangan terus, hari ini kita swab (PCR) lagi empat orang dan besok keluar hasilnya. Besok kita lihat," katanya.