REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) Solo memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas SDM melalui kegiatan Sekolah Lapang Manajemen Pertanian Organik (SLMPO) di Klaster Padi Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan SLMPO dilaksanakan pada 20 September - 13 Oktober 2021 di empat lokasi.
Antara lain di Desa Gentungan Kecamatan Mojogedang, Desa Pablengan Kecamatan Matesih, Desa Kwangsan Kecamatan Jumapolo, dan Desa Jungke Kecamatan Karanganyar. Jumlah peserta masing-masing 40 petani gabungan dari beberapa kelompok tani anggota AB2TI. Pelatihan digelar secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Kegiatan ini mendukung program pengembangan pertanian ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk dengan tetap menjaga lingkungan sesuai prinsip sustainable farming," kata Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo.
SLMPO juga menjadi kelanjutan dari pelatihan perbaikan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikroorganisme dalam rangka mendukung kemandirian petani padi yang telah dilaksanakan pada 23-25 Maret 2021.
Pada 2020, Kabupaten Karanganyar memproduksi beras sekitar 267,8 ribu ton dengan rata-rata produktivitas sekitar 6,2 ton per hektare per musim tanam. Produktivitas ini dinilai masih rendah untuk memberikan keuntungan yang pantas bagi petani.
Hal itu yang mendorong sejumlah petani mendirikan AB2TI Karanganyar yang menginduk ke AB2TI Pusat di Bogor. Tujuan pembentukan AB2TI Karanganyar untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam rangka peningkatan produktivitas padi melalui perbaikan pola tanam dan kualitas benih.
Sistem budi daya juga difokuskan dengan sistem organik untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas beras serta mendukung pelestarian lingkungan. Peningkatan produktivitas telah terlihat dari aplikasi sistem pertanian organik yaitu dari 6,7 ton menjadi delapan ton per hektare per musim tanam.
Kemudian, BI Solo memfasilitasi pendampingan klaster padi AB2TI Kabupaten Karanganyar. Pendampingan meliputi peningkatan kapasitas SDM dan kualitas produksi, bantuan teknis, penguatan kelembagaan untuk korporasinya melalui terbentuknya unit usaha, fasilitasi akses pembiayaan, hingga perluasan akses pemasaran.
Selain itu, melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), pada 2020 BI Solo memfasilitasi pengadaan alat transportasi berupa truk sebagai moda angkut hasil panen dan penjualan beras, serta mesin penggiling beras.
Kemudian, pada 2021 diberikan PSBI untuk pembelian peralatan kesekretariatan, sarana produksi pupuk organik, pengemas benih padi unggul dan peralatan pendukung produksi beras konsumsi.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan peran AB2TI Karanganyar dalam mendampingi petani padi untuk lebih berdaya saing dan memiliki daya tawar tinggi serta memiliki kemandirian dalam memenuhi bahan baku budidaya padi.
"Diharapkan melalui program pendampingan ini tercapai efisiensi biaya produksi, peningkatan produktivitas dan kualitas beras sehingga tercapai harga beras yang stabil yang memberikan keuntungan bagi petani dan masih terjangkau oleh konsumen," terang Nugroho.
Di sisi pemasaran, BI Solo juga mendorong AB2TI bekerja sama untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi dan memasarkan dengan skala yang lebih besar. Sehingga produksi anggota dapat terserap oleh pasar. Kerja sama ini telah dilaksanakan dengan Asosiasi Petani Organik Karanganyar Tentrem (APOKAT) dan PT Agriwira Sejahtera.
Beras yang diproduksi dalam bentuk curah dan kemasan dipasarkan ke beberapa kota besar di Indonesia seperti ke PT Bulog, Pertani, PT Food Station Tjipinang Jaya, supermarket, dan marketplace. Beras kemasan APOKAT dipasarkan melalui marketplace menggunakan brand Rice Me Up di Shopee, Blibli, Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya.
Penutupan kegiatan SLMPO dan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada AB2TI dilakukan pada Rabu (13/10) lalu. Acara dihadiri Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie OFP, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, Siti Maesaroh, pimpinan DPRD Karanganyar, serta anggota AB2TI Karanganyar.
Dalam paparannya, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie OFP, menyampaikan Komisi XI mendukung program menuju kedaulatan pangan dan kemandirian produk pangan dalam negeri. Diharapkan masyarakat mengkonsumsi bahan pangan produksi sendiri sehingga tidak membeli produk-produk impor.
"Komisi XI menyampaikan apresiasi atas dukungan Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam mendorong program swasembada pangan dan program Bangga Buatan Indonesia," katanya.