Rabu 20 Oct 2021 13:14 WIB

Persis Tunjuk Pelatih Asal Serbia Jadi Direktur Teknik

Lebih penting melihat bagaimana tim bekerja sebagai satu kesatuan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
persis solo
Foto: yudisaremania7.blogspot.com
persis solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Persis secara resmi menunjuk eks pemain dan pelatih asal Serbia, Misha Radovic, sebagai Direktur Teknik (Technical Director) klub yang diumumkan pada Selasa (19/10). Penunjukan Misha menjadi salah satu wujud realisasi visi Persis di bawah manajemen baru untuk membuat klub semakin profesional dan berprestasi ke depannya.

Misha mengaku telah mengamati permainan Persis dalam empat laga terakhir di Liga 2 2021/2022. Menurutnya, beberapa aspek dari tim di bawah arahan pelatih kepala Eko Purdjianto telah dibangun dengan baik. Namun Persis perlu peningkatan di setiap laga agar tim menjadi lebih konsisten dan dinamis selama mengarungi kompetisi.

"Dalam format kompetisi yang pendek seperti ini, rutinitas latihan dan apa yang dilakukan di daily basis adalah hal yang lebih berpengaruh daripada sekadar formasi di atas kertas. Tapi saya percaya, di laga selanjutnya Persis akan mendulang kemenangan. Ini hanya perkara waktu karena kerangkanya sudah dibentuk dengan baik oleh Coach Eko," ujar Misha.

Misha yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA Pro Licence tersebut juga sudah mengamati komposisi dan kedalaman skuad Laskar Sambernyawa. Namun dia menilai, yang lebih penting melihat bagaimana tim bekerja sebagai satu kesatuan.

"Aspek individual tidak lebih penting daripada permainan tim secara kolektif. Ada banyak aspek yang lebih menentukan dibanding performa individu. Saya paham bahwa ada sematan tertentu yang dialamatkan kepada Persis karena terdiri dari beberapa pemain berpengalaman yang sudah bermain di level tertinggi, tapi kerja keras secara tim jauh lebih menentukan. Itu adalah hal yang normal di dalam sepak bola," imbuhnya.

Sebagai Direktur Teknik Persis, Misha dipercaya untuk mengawasi dan bertanggung jawab terhadap segi teknis meliputi sisi taktik, strategi, dan filosofi permainan tim secara komprehensif. Tujuannya untuk mengembangkan kualitas permainan klub dari level junior, yakni Persis Youth yang sedang dirintis hingga level senior atau skuad utama.

Ia juga mengungkapkan mengenai filosofi bermain yang ingin ditanamkan sebagai Direktur Teknik. "Dari dulu saya selalu punya gaya attack-minded dan gemar melakukan high press. Sederhananya, sepak bola yang lebih dinamis dan agresif untuk mendominasi pertandingan. Mudah-mudahan filosofi ini bisa diadaptasi oleh Persis di segala level usia," jelasnya.

Secara struktur, Direktur Teknik akan berada di antara tim kepelatihan dan manajemen untuk menjembatani komunikasi keduanya demi kepentingan dan kemajuan klub. Misha merupakan eks pelatih kepala AC Milan Academy pada 2009 sebelum mengenyam pengalaman di kasta tertinggi sepak bola Indonesia ketika menukangi Pelita Jaya pada 2010 dan Persisam Putra Samarinda (sekarang Bali United) pada 2012.

Terkait alasan menyetujui pinangan Persis sejak beberapa waktu lalu, Misha menyatakan ada beberapa aspek yang membuatnya tidak berpikir lama untuk bergabung dengan Laskar Sambernyawa. Ketepatan visi progresif yang disusun oleh manajemen baru membuatnya yakin untuk mengambil kesempatan ini.

"Saya melihat, manajemen profesional yang banyak dihuni anak muda ini punya pendekatan sepak bola dan bisnis yang progresif. Mereka juga memiliki project dan ide jangka panjang yang jelas, sehingga membuat saya yakin untuk memilih Persis. Baik pemilik, manajemen, dan elemen klub punya kejelasan visi tentang apa yang mereka inginkan ke depan. Mulai dari struktur tim junior, komposisi pemain, hingga pembinaan menjadi hal yang dipresentasikan dengan serius di awal perkenalan. Saya senang menjadi bagian dari project ini," ungkapnya.

Ditambahkan, semua yang terlibat di dalam klub harus disiplin, baik di atas lapangan maupun di luar lapangan. Dia mengaku secara pribadi sebagai orang yang keras ketika melatih, tetapi tetap memiliki batasan yang jelas.

"Respek kepada pemain adalah satu keharusan bagi saya, dan saya juga harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Saya tidak ingin dicap sebagai pelatih uzur yang kolot dan tidak bisa menyesuaikan dengan perubahan. Disiplin, kerja keras, komitmen, dan respek, itu kunci yang akan saya pegang ketika tiba di Solo nanti," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement