REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para kepala daerah pemangku wilayah Dataran Tinggi Dieng (DTT Dieng), mendukung wacana untuk menjadikan kawasan DTT Dieng tersebut sebagai kawasan Geopark Nasional. Baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo maupun Pemab Banjarnegara merespons positif wacana tersebut, mengingat kawasan DTT Dieng kaya akan warisan situs geologi yang berpotensi dikembangkan sebagai geopark global. Bupati Wonosobo, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengungkapkan, Pemkab Wonosobo bersama dengan Pemkab Banjarnegara telah memiliki komitmen bersama untuk mewujudkankawasan DTT Dieng sebagai Geopark.
Karena kawasan Dieng memiliki peran strategis dalam konstelasi nasional dan juga telah menjadi kepeduliaan masyarakat dunia, mengingat kawasan budaya ini juga merupakan tempat bersejarah bagi awal perkembangan agama hindu di Indonesia.
“Dieng sudah harus dilihat sebagai destinasi penyangga wilayah super prioritas, seperti Candi Borobudur dan sekitarnya,” ungkapnya, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (20/10).
Untuk itu, lanjut Afif, untuk mewuudkan kawasan DTT Dieng sebagai Geopark masih butuh dukungan dari berbagai pihak, khususnya dalam rangka meningkatkan aksebilitas, konektivitas, sarana dan prasarana pariwisata.
Termasuk juga dukungan pengembangan di bidang pertanian. “Khususnya pertanian sektor hortikultura yang sangat potensial guna mendukung pengembangkan kawasan DTT sebagai kawasan Geopark,” tegasnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan berkunjung ke kawasan DTT Dieng, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menegaskan, wacana untuk menjadikan wilayah DTT Dieng sebagai Geopark Nasional terus mendapatkan dukungan Pemerintah.
Kementeriannya juga mendukung agar DTT Dieng bisa segera diwujudkan menjadi kawasan Geopark Nasional dengan beragam potensi yang dimilikinya. Namun begitu Suharso juga menjelaskan, walaupunkawasan DTT Dieng memiliki berbagai situs warisan geologi dan bentang alam yang bernilai, penetapan sebagai Geopark Nasional –prosesnya-- harus dilakukan sesuai tahapan.
“Pengelolaan warisan dan keragaman geologi, keanekaragaman hayati, keragaman budaya harus menjadi bagian dalam rangka mendukung konservasi, edukasi geothermal, serta pembangunan perekonomian masyarakat yang berkelanjutan,” ujarnya.,