REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membangun sinergi dengan santri-santri dari Panti Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir. Sinergi dijalin dalam rangka memberikan pelatihan pembuatan batik jumputan dan ecoprint.
Santri diajarkan cara memasarkan produk agar karya santri tidak lagi menumpuk di pondok. Ada Savira Noor Febry, Risa Dewi Ariani, dan Ulayya Zahiyatul Arifin dari Fisipol serta Tasnim Arma Fauzia dan Naufal Habibi dari Fakultas Teknik.
Ia menerangkan, pondok pesantren pada umumnya memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan baik dari sumber daya manusia dan sumber daya lain yang tersedia. Karenanya, pelatihan melibatkan santri-santri sudah beberapa kali dilakukan.
Salah satunya pembuatan batik jumputan dan ecoprint. Savira mengatakan, ternyata santri mampu menghasilkan sekitar 40 kaos jumputan dan beberapa meter kain ecoprint. Kegiatan pemasaran telah menghasilkan sebanyak 17 kaos batik jumputan yang terjual.
"Harapannya, hasil dari penjualan produk tersebut dapat membantu menambah dana operasional pondok yang selama ini banyak bergantung kepada donasi pihak luar," kata Savira, Rabu (20/10).
Kegiatan mereka lakukan dalam rangka pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berbasis pemberdayaan masyarakat. Santri bersama Tim PKM turut melakukan penyusunan unit usaha dengan tujuan keberlanjutan dan mampu berjalan mandiri.
Dalam unit usaha, santri-santri diposisikan ke bidang-bidang seperti pemasaran, produksi, distribusi, dan pelatihan. Bahkan, tim dan santri melakukan pemasaran dengan pembuatan media sosial Instagram agar memudahkan promosi dan kerja sama.
Untuk kegiatan pemasaran, mereka telah berhasil menjangkau beberapa influencer. Penanggung jawab dan pengurus Panti Rehabilitasi Pondok Tetirah Dzikir, Rizal menuturkan, program ini mampu memberikan semangat menjadi wirausaha para santri.
Kemudian, penambahan keterampilan baru bagi para santri mampu membuat mereka menjadi lebih mengekspresikan emosi melalui media batik ecoprint dan jumputan. Rizal berharap, program ini mampu menciptakan iklim wirausaha bagi para santri.
Sehingga, memiliki pemasukan tambahan dari luar donasi eksternal. Namun, lebih dari itu, program pengembangan ini mampu memaksimalkan serta meningkatkan keahlian santri-santri melalui batik jumputan, ecoprint, dan pemasaran.
"Setelah kembali ke lingkungan masyarakat, kita harap para santri dapat hidup mandiri sebagai individu yang merdeka," ujar Rizal.