REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengapresiasi tingginya produktivitas produksi bawang merah di Bulak Srikayangan Kecamatan Sentolo. Tercatat, produksi bawang merah ini mencapai 16 ton per hektare.
"Produktivitas bawang merah sangat bagus, kami berharap petani meningkatkannya kembali. Kami juga sangat salut, petani secara mandiri menanam bawang merah tanpa ada bantuan dari pemerintah. Kami bangga petani di Kulon Progo menjadi petani yang mandiri dan modern," kata Bupati Kulonprogo Sutedjo.
Luas tanam bawang merah di Bulak Srikayangan, Kecamatan Sentolo, seluas 406 hektare atau meningkat dibandingkan 2020 seluas 387 hektare. Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan sektor hortikultura di Kabupaten Kulonprogo.
Pengembangan kawasan produksi bawang merah selain Kecamatan Sentolo, juga terdapat di Kecamatan Panjatan, Galur, Pengasih, Temon, dan Lendah. Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan bawang merah, kebijakan yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan meliputi kegiatan penggunaan benih unggul, intensifikasi, sarana dan prasarana irigasi, dan alat mesin pertanian pra panen, pasca panen, dan pengolahan.
"Terkait rendahnya harga bawang merah saat ini, kami berharap tidak membuat petani patah semangat, sehingga tidak menanam bawang merah lagi. Kami berharap petani melakukan tunda jual untuk meningkatkan nilai jual bawang merah," katanya.
Salah satu petani bawang merah di Desa Sukoreno, Suprihatin mengatakan, harga bawang merah di tingkat petani di Bulak Srikayangan anjlok, yakni kualitas B Rp 9.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan kualitas A berkisar Rp 15 ribu per kg yang disebabkan rendahnya permintaan pasar.
Harga bawang merah pada panen tahun ini cukup memprihatinkan dibandingkan 2020. Pada 2021 ini, harga bawang merah kualitas B Rp 9.000 sampai Rp 10 ribu per kg lebih rendah dibandingkan 2020 yang berkisar Rp 15 ribu per kg.
Adapun kualitas A pada 2021 ini berkisar Rp 15 ribu per kg atau lebih rendah dibandingkan 2020 yang di atas Rp 20 ribu per kg. "Panen tahun ini kami merugi. Kami berharap harga bawang merah segera membaik, dan permintaan pasar kembali tinggi," kata Suprihatin.
Ia mengatakan harga benih bawang merah pada tahun ini memang cukup murah, yakni Rp 45 ribu per kg, sedangkan 2020 sebesar Rp 75 ribu per kg. Namun kualitas bawang merah pada tahun ini kurang memuaskan meski harga benih murah.
"Petani bawang merah mengalami kejayaan pada 2020. Tahun ini, kami harus prihatin. Kami masih bersyukur bisa balik modal," katanya.
Sementara itu, salah satu tengkulak bawang merah dari Kota Yogyakarta, Sulistiyanto mengatakan, harga bawang merah menang anjlok saat ini. Dua pekan lalu, harga bawang merah di lahan seluas 1.000 meter masih pada kisaran Rp 25 juta hingga Rp 28 juta, sekarang anjlok menjadi Rp 7 juta.
"Hari ini tidak ada yang berani beli bawang merah ke petani karena takut harga bawang merah kembali anjlok," katanya.
Sulistiyanto mengatakan rendahnya harga bawang merah disebabkan dua faktor. Pertama karena rendahnya permintaan dan panen raya bawang merah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Melihat kondisi daya beli masyarakat yang rendah seperti ini, kami tidak berani spekulasi membeli bawang merah di tingkat petani," ujarnya.