REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bayu Dharmala, berhasil meraih beasiswa Fulbright Scholarship Strata Dua (S2) di The University of Arizona. Alumnus Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM ini mengaku telah mengasah bakatnya dalam berbahasa Inggris sejak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Meskipun SMK-nya berfokus pada bidang bodi otomotif, Bayu telah sering mewakili sekolah pada berbagai perlombaan debat bahasa Inggris. Bayu memang merasa lebih berbakat di bidang bahasa Inggris dibandingkan otomotif. "Karena itu saya memilih jurusan pendidikan bahasa inggris untuk studi Strata Satu (S1),” ungkap dia.
Melihat banyak peluang ke luar negeri yang disediakan oleh UMM, Bayu bertekad untuk memperdalam kemampuan berbahasa Inggrisnya dengan pergi ke negara lain. Kunjungan pertamanya ke negara orang dimulai pada tahun kedua Bayu berkuliah.
Setelah beberapa kali mencoba mendaftar program pertukaran pelajar ke luar negeri, ia akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Singapura selama satu bulan. Pada 2017, dua tahun setelah pergi ke Singapura, Bayu mendapat kesempatan lagi untuk pergi ke Spanyol dengan menggunakan beasiswa Erasmus+ selama enam bulan.
Kesempatan-kesempatan pergi ke luar negeri ini selain untuk mengasah keterampilan berbahasa Inggris, juga menjadi kesempatan bagi saya untuk menjadi bagian dari global citizen. Selain itu, Bayu juga mulai memikirkan untuk melanjutkan pendidikannya masternya di luar negeri.
Perjalanannya mendapat beasiswa ke luar negeri tidak selalu mulus. Untuk mendapatkan beasiswa Fulbright Scholarship ke Amerika, banyak kendala dan penolakan yang dialaminya. Bayu mengaku telah ditolak sebanyak delapan kali selama empat tahun. Benar-benar perjuangan sekali untuk mendapat beasiswa S2.
Selain harus pintar membagi waktu untuk belajar dan bekerja, dia juga harus melakukan tes International English Language Testing System (IELTS) maupun Test Of English as a Foreign Language (TOEFL). Saat ini, Bayu sedang bergelut dengan berbagai tugas serta cuaca musim panas di Amerika.
Meskipun tuntutan perkuliahan tinggi, Bayu mengatakan sangat senang dengan capaiannya sekarang. "Saya bersyukur memilih Kampus Putih UMM sebagai tempat berproses. Semangat dari Muhammadiyah untuk bangsa yang dikobarkan para dosen juga menjadi pemacu semangat saya,” jelasnya.