Ahad 24 Oct 2021 11:08 WIB

Gang di Bibir Gajah Wong Diubah Jadi Kampung Stroberi 

Berkembangnya Kampung Stoberi tak lepas dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)

Rep: My38/ Red: Fernan Rahadi
Tanaman stroberi terlihat tertata rapi di gang jalan selebar tiga meter di Kampung Balirejo, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Foto: My38
Tanaman stroberi terlihat tertata rapi di gang jalan selebar tiga meter di Kampung Balirejo, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gang jalan selebar tiga meter di kampung Balirejo, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta kini terlihat hijau dengan berbagai jenis tanaman stroberi yang tertata rapi. Hijaunya gang tersebut merupakan inisiatif warga untuk kembali mengasrikan kampungnya. Padahal, tanaman tersebut biasanya sering ditemukan di dataran tinggi yang udaranya lebih dingin.

Warga di Kampung Balirejo RT 52/RW 05, yang saat ini diberi nama Kampung Stroberi, sudah berhasil menanam berbagai jenis stroberi. Bahkan bibitnya sudah dipasarkan kepada pemasok petani stroberi di Gunungkidul.

Tulus Sutejo, warga kampung Balirejo, mengungkapkan berkembangnya Kampung Stoberi tak lepas dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program dari pemerintah yang dibangun pada 2018 itu mengubah akses gang yang dulunya jalan rusak menjadi paving block dan didirikan pagar. "Tapi setelah dibuat paving block malah terasa panas dan gersang," ujarnya.

Tulus Sutejo merupakan pria yang pertama kali menanam stroberi di halaman belakang rumahnya yang berada di pinggir aliran sungai Gajah Wong. Berawal dari keheranannya yang melihat tanaman stroberi di rumah teman wilayah Sewon, Bantul yang tumbuh subur akhirnya ia meminta  stroberi itu untuk dibawa pulang.

Sempat ragu apakah bisa tumbuh meski bukan di dataran tinggi, buah stoberi miliknya menunjukan hasil yang tak mengecewakan. Pada akhirnya buah stroberi milik Tulus menarik perhatian warga lain. 

"Setelah melihat tanaman stroberi saya tumbuh, akhirnya warga mulai minta bibit kepada saya untuk ikutan ditanam di halaman rumahnya," ujar Tulus, saat ditemui Republika, Selasa (19/10) sore.

Kini, terdapat enam rumah yang berada dipinggiran sungai Gajah Wong yang ikut membudidayakan tanaman stroberi. Akhirnya, kampung Balirejo yang terdapat di pinggiran sungai Gajah Wong tersebut dihiasi tanaman Stroberi sehingga lebih asri.

Dirasa menguntungkan, selang tujuh bulan kemudian, tepatnya Agustus 2020, Tulus akhirnya membentuk kelompok tani bernama Guyub Rukun untuk mengelola tanaman stroberi menjadi produk UMKM yang menguntungkan. Harapannya, produk tersebut dapat menambah pendapat pada warga setempat. "Olahan stroberi juga bermacam-macam, ada egg roll rasa stroberi, kembang gula, cokelat, sampai daunnya pun kami jadikan makanan. Itu kami mulai sekitar September 2020," ujar Tulus.

Tulus mengatakan bahwa untuk saat ini sistem pemesanannya masih dilakukan dengan cara pre order (PO). Hal itu di lakukan karena melihat stok buah stroberi yang tumbuh, sehingga masih belum menerima orderan secara langsung. 

Supri, ketua kelompok tani Guyub Rukun, menyebut bahwa  jenis stroberi di kampungnya ada banyak. Namun ada tiga jenis stroberi yang dapat tumbuh subur di pinggiran sungai Gajah Wong. "Tapi yang bagus berkembang di sini ada tiga jenis, yaitu Calivornia, Mencir, dan Merlan,” ujar dia.

Ketiga jenis stroberi tersebut, terutama Calivornia, sangat diminati oleh pelanggan. Mereka membeli dalam bentuk bibit. Tak heran gang tersebut sering dilewati pesepeda, yang tertarik untuk membeli bibit stroberi.

Tulus dan Supri berharap ke depan kampung Stroberi bisa dijadikan sebagai wisata edukasi bagi pelajar dan juga mahasiswa. Sehingga para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menanam buah stroberi di dataran rendah. "Sebeneranya kami punya harapan untuk dijadikan tempat wisata seperti Agro Wisata, namun yang paling utama kami mengharapkan agar tempat ini menjadi wisata edukasi," ujar Tulus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement