REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang menunjukkan kecenderungan membaik dibanding tahun lalu. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi setidaknya bisa bertahan pada kisaran 11 persen hingga akhir tahun.
“Setidaknya pertumbuhan ekonomi yang sudah cukup baik hingga pertengahan tahun, sekitar 11 persen bisa tetap dijaga hingga akir tahun. Bahkan kami berharap bisa lebih tinggi,” kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Kadri Renggono di Yogyakarta.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada pertengahan tahun melesat cukup tinggi dibanding asumsi awal yaitu dari sekitar 6-7 persen menjadi 11,8 persen. Namun, capaian pertumbuhan ekonomi hingga pertengahan tahun tersebut berasal dari perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi pada 2020.
“Perbandingannya pada 2020, saat itu pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta tercatat minus dua persen,” katanya.
Hingga pertengahan 2021, sektor yang memberikan konstribusi cukup tinggi pada pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta adalah komunikasi karena tingginya belanja untuk kebutuhan data dan pulsa atau jaringan internet.
“Dimungkinkan ada penurunan hingga September akibat gelombang dua Covid-19 yang membuat pemerintah menerapkan kebijakan PPKM ketat,” katanya.
Namun demikin, lanjut Kadri, seiring dengan membaiknya kasus covid di Indonesia termasuk di Kota Yogyakarta, dimungkinkan pertumbuhan ekonomi kembali meningkat khususnya dari sektor perdagangan dan jasa.
“Tren peningkatan ini akan kami jaga sampai akhir tahun sehingga bisa tetap bertahan di angka 11 persen atau bahkan bisa lebih baik. Syaratnya hanya satu, tidak ada lagi peningkatan kasus,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, kondisi perekonomian kembali menggeliat, khususnya di sektor pariwisata dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan okupansi hotel.
“Tentunya, kondisi ini harus dijaga. Satu-satunya cara adalah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Kondisi perekonomian naik dan kesehatan warga terjaga,” jelas dia.
Menurut dia, pelaku wisata di Kota Yogyakarta sudah memiliki komitmen kuat untuk menerapkan protokol kesehatan karena mereka merasa memiliki kepentingan untuk menjaga agar pariwisata yang sudah mulai bergerak tidak kembali dihentikan karena ada peningkatan kasus.
“Saling mengingatkan antara pelaku wisatawa dan wisatawan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ketat,” katanya.