Selasa 26 Oct 2021 16:12 WIB

Muhammadiyah Gandeng USAID Optimalisasi Penanganan TB 

Penemuan kasus TB diharapkan mencapai 4.714 kasus saat berakhir Agustus 2022.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Peluncuran program Mentari TB Recovery Plan yang merupakan sinergi PP Muhammadiyah dan USAID di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DIY, Selasa (26/10).
Foto: Wahyu Suryana/Republika
Peluncuran program Mentari TB Recovery Plan yang merupakan sinergi PP Muhammadiyah dan USAID di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DIY, Selasa (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejak awal 2020, WHO menetapkan pandemi global covid yang membuat dunia berfokus kepada pengelolaan kegawatan kesehatan masyarakat. Selain sektor kesehatan, dampak sektor ekonomi dan sosial dirasakan negara-negara dunia.

Pandemi covid ini mempengaruhi kondisi epidemi tuberkulosis (TB) yang membuat penanganan TB dunia terhambat. Dilaporkan hanya 4,9 juta kasus pada 2020, turun 1,4 juta kasus (21 persen) yang dilaporkan pada 2019 mencapai 6,3 juta kasus.

Penurunan kasus Indonesia terjadi sebesar 42 persen, disusul Afrika Selatan 41 persen, Filipina 37 persen dan India 25 persen. Data USAID tentang TB, lebih setengah juta kasus kematian terjadi akibat dampak penurunan deteksi pada 2020.

Direktur Bidang Kesehatan USAID Pamela Foster mengatakan, ada beberapa alasan utama terjadinya penurunan laporan kasus TB. Pasien kondisi kronis atau gejala ringan tidak disarankan untuk mencari perawatan, faskes lebih fokus ke covid.

Pembatasan pergerakan manusia dan turunnya pendapatan masyarakat yang semua itu membuat orang sulit menjangkau faskes. Karenanya, USAID bersama Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) bekerja sama mengembalikan penanganan dan pelaporan TB.

"Dengan target peningkatan jumlah penemuan kasus TB di Indonesia, dan mekanisme pendanaan langsung yang diberikan USAID kepada Muhammadiyah dengan nama Mentari TB Recovery Plan," kata Pamela, Selasa (26/10).

Rencana proyek akan dilaksanakan satu tahun dimulai sejak September 2021 dan diterapkan bertahap di 48 RSMA di 42 kabupaten/kota dan 9 provinsi. Peningkatan penemuan kasus TB diharapkan mencapai 4.714 kasus saat berakhir Agustus 2022.

Program Manager Mentari TB Recovery Plan, Aldila S Al Arfah menuturkan, wujud nyata proyek ini melakukan sosialisasi dan penyamaan persepsi ke semua pihak terkait. Terutama, RSMA target, seluruh mitra seperti Kemenkes, DKP dan DKK.

Lewat kerja sama ini turut didonasikan 48 unit mobile x-ray untuk mempercepat deteksi ini dan membedakan pasien TB dan covid. Lalu, 48 unit TB refrigerator untuk simpan dahak pasien. Serta, TB capacity building, webinar dan supervisi.

Dia juga menerangkan, kerja sama akan diwujudkan lewat penguatan regulasi skrining pasien-pasien TB yang selama ini mungkin terlewat. Aldila merasa, kekuatan jejaring internal rumah sakit perlu ditingkatkan lewat intervensi.

Selain itu, penguatan sistem tata kelola kasus TB, jadi 48 RSMA yang ada akan memperkuat proses skrining pasien-pasien datang dan pelaporan TB. Bahkan, skrining TB dan covid bisa terintegrasi untuk memperluas tata kelola layanan.

"Harapannya, pada akhir program ini kita bisa betul-betul meningkatkan temuan kasus TB di 48 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) secara signifikan," ujar Aldila.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr Agus Taufiqurrahman menambahkan, TB merupakan salah satu yang pendekatannya tidak bisa melalui satu sektor saja. Karena itu, kata dia, Muhammadiyah menyambut baik sinergi dalam rangka pengendalian TB ini.

Agus berharap, yang dilakukan MPKU dan USAID didukung Kemenkes ini jadi bagian karya berkontribusi membangun bangsa dan peradaban dunia. Ia menekankan, jangan suasana pandemi membuat kita lupa mengawal penanganan penyakit lain seperti TB.

"Berharap apa yang dilakukan akan terus menjadi kerja sama yang baik dan tentu perlu lakukan kerja sama yang lebih luas lagi dalam rangka membangun kesehatan bangsa, umat dan dunia," kata Agus. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement