Rabu 27 Oct 2021 00:35 WIB

UNS Evaluasi Kegiatan Ormawa yang Libatkan Aktivitas Fisik

UNS sudah menghentikan semua kegiatan fisik baik di dalam maupun luar kampus.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Sebelas Maret (UNS), Ahmad Yunus (tengah) bersama Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto (kiri), saat jumpa pers terkait kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Diklatsar Menwa, di kantor pusat UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/10).
Foto: Republika/binti sholikah
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Sebelas Maret (UNS), Ahmad Yunus (tengah) bersama Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto (kiri), saat jumpa pers terkait kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Diklatsar Menwa, di kantor pusat UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kegiatan organisasu kemahasiswaan (ormawa) di lingkungan kampus yang melibatkan aktivitas fisik. Hal itu mengusul kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Pendidikan Dasar dan Latihan (Diklatsar) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.

Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengatakan, di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memang ada salah satu bagian bela negara. Namun, bela negara tidak diartikan sempit menjadi orang berperang, melainkan berbicara tentang kepemimpinan (leadership) maupun aksi-aksi bantuan sosial.

"Memang sejak Merdeka Belajar ada, kami ingin men-setting ke sana. Tapi, kegiatan yang dilakukan ini bagian dari tradisi yang dilakukan oleh mereka (Menwa)," kata Sutanto saat jumpa pers di Gedung Dr Prakosa Kantor Pusat UNS, Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/10).

Setelah adanya musibah meninggalnya mahasiswa UNS tersebut, Sutanto mengaku, pimpinan kampus ingin marah dengan adanya kejadian itu. "Kami tidak hanya sedih, karena ini kampus, bukan tempat untuk seperti itu, tidak layak betul kegiatan seperti itu di kampus. Kami tidak hanya evaluasi, tapi kami akan betul-betul merunut siapa yang bertanggung jawab jika benar-benar terbukti ada kekerasan," ungkapnya.

Menurutnya, UNS selalu berkoordinasi dengan Kepolisian agar tidak salah melangkah, sebab kejadian itu sudah menjadi masalah bersama. Dia tidak ingin terjadi masalah ke depan lantaran masalah melangkah.

"Tapi prinsipnya kami akan mengevaluasi total kegiatan-kegiatan mahasiswa, tidak hanya di Korps Mahasiwa Siaga tapi juga ormawa lainnya yang dimana disitu ada unsur-unsur fisik terlibat di dalamnya," ujarnya.

Selain itu, pimpinan kampus juga sudah berkoordinasi dengan Senat Akademik untuk memastikan peraturan-peraturan di kampus yang membutuhkan pengesahan dari Senat Akademik. Nantinya hal itu akan dijadikan acuan dalam mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa di kampus.

Semenrara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik UNS, Ahmad Yunus, menambahkan, untuk sementara ini UNS sudah menghentikan semua kegiatan fisik baik di dalam maupun luar kampus. "Kegiatan mahasiswa pencinta alam juga sementara kami hentikan. Ke depan praktik-praktik ke-menwa-an di kampus akan kami evaluasi. Kampus adalah bukan seperti di militer," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement