REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Perajin batik khas Kudus, Jawa Tengah, merasakan manfaat mengikuti pameran di luar negeri yang didukung oleh PT Pertamina melalui program kemitraan.
Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti mengakui dukungan PT Pertamina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) memang sangat membantu dalam pengembangan usaha batik tulis miliknya.
Selain bantuan permodalan juga ada pembinaan serta promosi melalui pameran di luar negeri. Sejauh ini Pertamina ikut membantu ratusan perajin batik di Indonesia.
Dari sekian mitra binaan, kata dia, dirinya termasuk salah satu yang terpilih untuk mengikuti pameran di Malaysia pada 2018. Pameran di Negeri Jiran tersebut, katanya, berhasil menarik minat sejumlah pembeli dari luar negeri terhadap batik tulis hasil karyanya.
Bahkan, salah satu produsen batik terkenal di Negeri Jiran tersebut juga tertarik menjalin kerja sama. "Jika saja tidak ada pandemi COVID-19 pada tahun 2019, mungkin kerja sama tersebut bisa terjalin dan jalinan komunikasi dengan pembeli lainnya juga memungkinkan berlanjut," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengaku, tidak patah semangat dengan pandemimeskipun merasakan dampaknya hingga tidak ada transaksi penjualan. Demi pekerjanya tetap mendapatkan pemasukan dan dukungan PT Pertamina melalui pinjaman modal dengan bunga rendah maka aktivitas produksi tetap berlangsung meskipun intensitasnya tidak seperti sebelum pandemi.
Karena masa pandemi marak produk masker, dirinya juga membuat masker dari bahan batik. "Awalnya juga hendak dibagikan gratis, namun adanya pemberitaan media ternyata banyak pula permintaan masker batik sehingga muncul inspirasi menawarkan pakaian batik bonus masker dengan motif yang sama pula," ujarnya.
Pinjaman awal dari PT Pertamina awalnya hanya Rp10 juta, kemudian meningkat menjadi Rp150 juta untuk meningkatkan kapasitas produksinya karena pembuatan batik tulis, terutama untuk produk premium, membutuhkan waktu antara 3-6 bulan.
Yuli juga menyatakan tekadnya menjadi sociopreneur dengan melakukan pelatihan terhadap anak-anak sekolah, anak-anak difabel dan perempuan di sekitar tempat usahanya untuk membatik. Mengingat, batik merupakan warisan budaya Indonesia dan sudah menjadi kewajiban dirinya menularkannya kepada generasi berikutnya.
Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho mengungkapkan pemilik Sanggar Muria Batik Kudus mendapatkan pinjaman awal 2017, kemudian dilanjutkan tahun 2018 hingga akhirnya saat pandemi tetap bisa bertahan.
Atas komitmen dan dedikasinya tersebut, Yuli yang menjadi mitra binaan pada tahun 2017, setahun kemudian meraih juara pertama untuk "Local Hero Pertamina 2018".
Beragam pelatihan dan pameran telah didapatkan melalui Pertamina, baik di mancanegara seperti di Malaysia hingga pameran virtual yang baru-baru ini dilaksanakan yaitu Pertamina SMEXPO 2021.
Brasto juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Yuli Astuti dalam melestarikan warisan budaya Batik di Kudus ini. Melalui industri batik, mereka telah memberikan dua manfaat yaitu melestarikan budaya Indonesia dan turut meningkatkan nilai ekonomi bagi lingkungan sekitarnya.