REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Jelang momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengingatkan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam upaya perbaikan gizi. Milenial dan Generasi Z dengan status gizi yang baik memiliki potensi menjadi SDM unggul dan berdaya saing di masa depan.
"Perbaikan gizi remaja melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif menjadi salah satu fokus sasaran program percepatan penurunan stunting," ujar Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko, dalam pembukaan acara seminar daring dan luring bertajuk "Milenial dan Generasi Z Sadar Gizi" Secara luring yang digelar Selasa (27/10).
Senada dengan hal itu, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa keluarga muda yang berkualitas menjadi kunci terwujudnya Indonesia Emas. "Upaya untuk memetik bonus demografi sangat ditentukan generasi muda. Missed bonus demografi harus dicegah, salah satunya dengan mencegah stunting," ujar Hasto.
Selain itu, hadir pula Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra. Kepala Bappeda Bali menyebutkan pentingnya dukungan lembaga tradisional perkumpulan generasi muda Bali (Sabha Yowana) dalam upaya perbaikan gizi. Bahkan, Pemerintah Provinsi Bali telah berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 375 tahun 2021.
Acara diskusi kemudian dilanjutkan dengan tiga diskusi panel yang membahas berbagai program perbaikan gizi untuk pemuda, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun inisiatif aktor non pemerintah. Hasil diskusi kemudian disampaikan oleh masing-masing moderator di akhir sesi panel.
Tiga poin penting yang dihasilkan dari sesi diskusi tersebut antara lain pentingnya komunikasi perubahan perilaku dan penyusunan pesan kunci yang sesuai dengan karakteristik pemuda, program yang berorientasi pada peningkatan rasa kepemilikan serta dukungan teman sebaya, dan diperlukan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan gizi remaja dapat dilakukan secara terintegrasi dan diterapkan dalam skala besar. Acara diakhiri dengan laporan penutup yang disampaikan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali.