REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Peternak sapi di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas yang bermanfaat bagi rumah tangga. Pemanfaatan limbah kotoran sapi yang dikelola peternak sapi bernama Nur Amir tersebut sudah berjalan sejak enam bulan lalu.
Nur Amir menyatakan, di masa pandemi seperti ini, pemanfaatan limbah sapi menjadi biogas dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian gas elpiji ukuran tiga kilogram. Menurutnya, pembuatan biogas rumahan berawal dari kesenjangan sosial terkait limbah kotoran sapi di desa tempat tinggalnya.
"Limbah kotoran sapi di desa bermula menjadi konflik sosial antar warga. Karena di desa kami ini hampir setiap orang memiliki ternak sapi dan limbahnya tersebut menjadikan kesenjangan antar warga," jelasnya, Kamis (28/10).
Kepala Desa Pagerjurang tersebut menambahkan, selama pandemi Covid-19 ini banyak hikmah yang didapat. Mulai dari pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas hingga cairan limbah sapi menjadi pupuk cairan yang difermentasi untuk tanaman.
"Jadi kami berembug bersama warga lainnya, bagaimana limbah ini bermanfaat bagi lingkungan. Ya, akhirnya terjawab, kotoran sapi menjadi biogas, air kotoran sapi jadi pupuk tanaman," ujarnya.
Dia menjelaskan lebih, biogas yang dibuat berkapasitas sekitar 11 kubik dan dapat menghasilkan gas rumahan sekitar lima sampai enam rumah dengan biaya keseluruhan sekitar Rp 5 juta.
"Kami sudah memulai sekitar enam bulan. Dari 11 kubik ini dapat dimanfaatkan lima sampai enam rumah. Ternak sapi di sini ada 20 ekor," ungkapnya.
Ke depan, pemanfaatan limbah kotoran sapi tersebut akan dibudidayakan satu desa. Mengingat, warga di desanya hampir semua memiliki ternak sapi. "Jadi ke depan ada rencana pengembangan seluruh desa, karena di sini ini mayoritas peternak dan pertanian," jelas dia.