Jumat 05 Nov 2021 03:31 WIB

Cakupan Vaksinasi di Sampang Capai 29,45 Persen

Banyak masyarakat yang tidak mau divaksinasi akibat menerima informasi yang salah.

Cakupan Vaksinasi di Sampang Capai 29,45 Persen (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Cakupan Vaksinasi di Sampang Capai 29,45 Persen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SAMPANG -- Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Pemkab Sampang, Jawa Timur, merilis cakupan vaksinasi di wilayah tersebut hingga kini masih rendah, yakni 29,45 persen dari total jumlah penduduk, sehingga program vaksinasi perlu terus ditingkatkan.

"Sesuai data tercatat per tanggal 3 November 2021, jumlah warga Sampang yang divaksinasi COVID-19 sebanyak 321.463 orang atau sekitar 29,45 persen," kata Kepala Dinkes-KB Sampang dr Abdullah Najich di Sampang, Madura, Kamis (4/11).

Jumlah ini, berdasarkan data jumlah warga yang telah divaksinasi lengkap, yakni telah disuntik vaksin dosis satu dan dua. Menurut Najich, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Kabupaten Sampang yang tersebar di 14 kecamatan sebanyak 740.927 jiwa, sehingga jumlah 321.463 orang yang menjalani vaksinasi COVID-19 tersebut masih sangat rendah.

"Target yang ditetapkan oleh satgas COVID-19 minimal jumlah warga yang divaksin 70 persen," katanya.

Dari total 321.463 warga Sampang yang telah divaksinasi itu, sebanyak 17.791 orang merupakan kelompok lanjut usia (lansia), 3.493 orang kelompok remaja, 3.138 orang tenaga kesehatan, 44.506 orang merupakan petugas publik dan sisanya masyarakat umum. Najich menuturkan, berbagai upaya kini terus dilakukan Dinkes Sampang untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di wilayah itu, antara lain dengan cara bekerja sama dengan lembaga pendidikan pondok pesantren, organisasi keagamaan, pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi profesi wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sampang.

Kerja sama dengan organisasi wartawan itu, katanya, menargetkan upaya menyebarluaskan informasi yang benar tentang program vaksinasi kepada publik, karena banyak masyarakat yang tidak mau divaksinasi akibat menerima informasi yang salah, yang tersebar di sejumlah media sosial.

"Jadi, teman-teman wartawan kita ajak untuk menyampaikan informasi yang benar tentang program vaksinasi ini, memperkaya konten tentang vaksinasi dan pentingnya membentuk kekebalan tubuh melalui kekebalan komunal, serta pola hidup sehat dan pentingnya menjalankan disiplin protokol kesehatan," katanya, menjelaskan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement