Kamis 11 Nov 2021 22:19 WIB

Implementasi BIM Mendukung Percepatan Pembangunan

Implementasi BIM di Indonesia telah ditetapkan lewat peraturan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Implementasi BIM Mendukung Percepatan Pembangunan. Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Implementasi BIM Mendukung Percepatan Pembangunan. Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Dewasa ini Building Information Modeling (BIM) banyak digunakan pelaku di bidang konstruksi, termasuk di Indonesia. Selain mempermudah, implementasi BIM diterapkan untuk mempercepat dan menekan biaya pembangunan suatu konstruksi.

Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Putut Marhayudi mengatakan, Indonesia mulai memanfaatkan teknologi yang maju. Sebab, implementasi dan regulasi BIM dapat mendukung percepatan pembangunan.

"Menggunakan BIM kita akan mendapat beberapa keuntungan seperti reducing claims, reducing the project duration and reducing costs," kata Putut, Kamis (11/11).

Hal itu Putut sampaikan dalam Pekan Konstruksi Digital Creation 5th 2021 bersama Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan Archilantis. Di bawah bimbingan CoE Smart and Green Building Information Modelling SV UGM.

 

Ia menerangkan, implementasi BIM di Indonesia telah ditetapkan lewat peraturan-peraturan seperti pada Permen PUPR 22/2018. Yang mana berisi kewajiban untuk menggunakan BIM bagi seluruh bangunan gedung milik negara yang tidak sederhana.

Ada pula peraturan dari SE Dirjen Bina Marga Nomor 11 Tahun 2021. Yang mana, sudah menjelaskan mulai dari perencanaan teknis, konstruksi dan pemeliharaan jalan serta jembatan di Indonesia sudah bisa dilakukan dengan penerapan BIM.

Putut menjelaskan, saat ini BIM telah mencapai ke level III (full integration, 6D-8D). Namun, di Indonesia penggunaan BIM masih berada di level level (full collaboration) dan untuk meningkatkan level ini PUPR menyusun roadmap of BIM.

"Diharapkan dengan adanya roadmap of BIM ini pada 2024 BIM di Indonesia bisa mencapai construction evolution 4.0," ujar Putut.

Dean of Commercialisation dari Universiti Malaysia Pahang, Dr Ahmad Tarmizi Haron menyampaikan, proses konstruksi di Malaysia sudah alami perubahan. dari sistem non BIM menjadi menggunakan sistem BIM implementasi BIM di Malaysia.

Ia menekankan, masuknya BIM di Malaysia dimulai pada saat adanya perubahan sistem industri yang ingin memanfaatkan digitalisasi. Salah satunya dengan mengimplementasikan Building Information Modeling ke proyek-proyek konstruksi.

"Dalam proses menuju implementasi BIM, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi saat itu salah satunya kurang kesadaran akan pentingnya BIM dalam dunia industri maupun institusi akademik," kata Tarmizi.

Webinar turut menghadirkan Senior Vice President Engineering Division PT Waskita Karya, Luki Danardi. Lalu, Chief Business Officer VREX Norwegia, Philippe Acas, menyampaikan pemanfaatan teknologi Virtual Reality (VR) untuk proyek konstruksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement