REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengajak dalam rangka Hari Kesehatan Nasional untuk bersama membangkitkan gerakan kesehatan untuk semua. Kondisi sehat yang dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Terlebih, bagi mayoritas rakyat terdampak berat pandemi covid. Indonesia masih harus berjuang memajukan kesehatan seluruh warga bangsa, mengembangkan sistem kesehatan nasional yang tangguh dan dapat menyejahterakan kesehatan rakyat.
Itu jadi agenda strategis, terutama untuk mengatasi masalah-masalah krusial di bidang kesehatan negeri. Apalagi, saat pandemi yang kian menambah berat beban dunia kesehatan, meniscayakan usaha simultan dalam mengatasi dan mengakhirinya.
Haedar bersyukur, penularan virus corona mulai melandai atas ikhtiar pemerintah dan seluruh komponen bangsa, sehingga Indonesia termasuk yang berhasil menekan angka covid melebihi negara-negara lain. Namun, pandemi masih belum berakhir.
Maka itu, semua pihak tetap harus seksama mengawal segala usaha mengatasi agar musibah besar bisa berakhir. Negara dan warga bangsa dalam konteks ini penting memberi penghargaan nakes dan sukarelawan yang berjiwa pahlawan hadapi pandemi.
"Mereka berada di garis depan sekaligus benteng terakhir melawan covid yang mematikan. Demikian halnya ikhtiar seluruh pihak yang berjibaku bersama dalam mengatasi pandemi yang menjadi musibah besar bangsa Indonesia dan warga dunia," kata Haedar, Jumat (12/11).
Muhammadiyah, termasuk organisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang bergerak di garda depan dalam atasi pandemi sejak awal wabah terjadi Tanah Air. Mulai MCCC, Aisyiyah, organisasi otonom, majelis dan lembaga, amal usaha dan seluruh warga.
Semua berkiprah nyata hadapi musibah berat. Termasuk, memberi panduan keagamaan dan beribadah saat pandemi dan usaha mengatasi dampak. Karenanya, Muhammadiyah mengajak semua pihak agar semakin bersatu dan menciptakan suasana kondusif.
Seraya menjauhi kontroversi dan kegaduhan, termasuk tidak adanya kebijakan-kebijakan dan hal-hal yang menimbulkan kontroversi. Yang mana, muaranya menimbulkan gaduh dan terpecah konsentrasi mengatasi pandemi dan persoalan berat bangsa.
Indonesia niscaya makin menjunjung tinggi nilai dan norma luhur agama, Pancasila dan kebudayaan nasional yang jadi jiwa dan kepribadian bangsa. Jauhkan pandangan-pandangan merusak tatanan yang selama ini dijunjung tinggi dalam kehidupan bangsa.
"Mari seluruh komponen bangsa dan pemerintah bersatu menjadikan rakyat Indonesia sehat jiwa-raganya menuju kualitas bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan unggul berkemajuan," ujar Haedar.