REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga telur ayam dan minyak goreng mengalami peningkatan harga yang cukup tinggi. Di Pasar Giwangan, Yogyakarta, harga telur mengalami kenaikan dari harga normal Rp 20 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 24 ribu per kilogram.
Sedangkan minyak goreng dari harga normal Rp 14 ribu menjadi Rp 18 ribu per liter. Kenaikan harga telur dan minyak goreng membuat sejumlah pedagang di Pasar Giwangan mengeluh. Salah satunya pemilik Toko Farel, Diah. Ia menuturkan kenaikan harga telur dan minyak goreng ini berpengaruh pada penjualannya.
“Harga telur sebelum naik ini sempat turun di angka Rp 18 ribu per kg, kemudian normal menjadi Rp 20 ribu per kg dan tiba-tiba sekarang naik tinggi menjadi Rp 24 ribu per kg. Tidak hanya itu, minyak oreng juga mengalami kenaikan yang tinggi. Kenaikannya mencapai Rp 4.000 per liter. Kondisi ini membuat daya beli konsumen berkurang,” ungkapnya.
Menurut beberapa pedagang, kenaikan harga telur dan minyak goreng merupakan hal yang biasa menjelang akhir tahun. Mereka mengungkapkan harga dari tengkulak sudah mahal, sehingga mau tidak mau pedagang juga terpaksa menaikkan harga.
Tidak hanya Diah, pedagang lainnya, Suroso, juga mengeluhkan kenaikan harga minyak dan telur ini berimbas pada pendapatannya. Ia mengatakan pasar tidak seramai biasanya ketika harga sembako normal, konsumen yang biasanya ramai dan daya belinya tinggi menjadi berkurang.
“Untuk sekarang semenjak kenaikan harga minyak dan telur,pasar cenderung sepi tidak seramai biasanya. Tetap ada pembeli, karena telur dan minyak goreng merupakan bahan pokok, jadi mereka tetap membeli, hanya saja kekuatan belinya berkurang tidak sebanyak biasanya,” ujarnya.
Untuk saat ini harga bahan pokok lainnya seperti beras, terigu, gula, dan cabai masih normal. Pedagang berharap kenaikan harga telur dan minyak goreng tidak berimbas pada kenaikan harga bahan pokok lainnya. Mereka juga berharap harga minyak dan telur akan segera normal.