Senin 15 Nov 2021 16:22 WIB

Kapolda Jateng: Petir Diduga Penyebab Kebakaran Kilang

Mematahkan dugaan adanya unsur kelalaian maupun sabotase.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Langit bersinar dari api yang menghanguskan kilang minyak milik perusahaan minyak nasional Pertamina, di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia, Sabtu, 13 November 2021.
Foto: AP/Agus Fitrah
Langit bersinar dari api yang menghanguskan kilang minyak milik perusahaan minyak nasional Pertamina, di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia, Sabtu, 13 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Polda Jawa Tengah menduga, penyebab kebakaran tangki 36T 102 pada kilang Pertamina Cilacap, akibat induksi yang yang terjadi karena sambaran petir. Perihal ini terungkap setelah tim penyelidikan memeriksa enam orang saksi dan meihat CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Hasil penyelidikan Sementara oleh Polda Jawa Tengah tersebut –untuk sementara— mematahkan dugaan adanya unsur kelalaian maupun sabotase, di balik peristiwa kebakaran pada fasilitas kilang Pertamina Cilacap tersebut.

Hal ini terungkap dalam konferensi pers yang dilaksanakan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, terkait dengan peristiwa kebakaran kilang Pertamina Cilacap, yang digelar di Cilacap, Senin (15/11).

Menurut Ahmad Luthfi, penyidik mabes Polri maupun penyidik Polda Jawa Tengah telah melakukan penyelidikan dan penyidikan, terkait dengan kebakaran kilang area 36T 102 di fasilitas Pertamina di Cilacap, pada Sabtu (13/11) malam.

“Kebakaran tersebut berawal dari munculnya api --yang kali pertama diketahui-- pukul 19 lebih sekian menit dan kebakaran tersebut telah berhasil dipadamkan 12 jam lebih 10 menit kemudian,” jelasnya, melalui rilis yang diterima Republika.

Terkait hal itu, apparat kepolisian telah memeriksa terhadap enam orang saksi. Dari enam saksi tersebut lima orang di antaranya diambil keterangan dari eksternal Pertamina, yang membenarkan di tempat kejadian perkara (TKP) ada hujan yang disertai petir.

Sementara satu orang saksi dari BMKG, juga membenarkan ada peristiwa petir pada hari H (Sabtu) yang menerangkan ada dua titik petir dengan jarak masing- masing 45 kilometer dan 12 kilometer.

Keterangan saksi ini, nanti akan diperkuat lagi dengan keterangan ahli, khususnya terkait kekuatan petir. “Keterangan ahli yang akan kita perjelas, bahwa bagaiman petir dengan jarak jauh dapat menimbulkan induksi sehingga dapat mengakibatkan munculnya api,” lanjutnya.

Kemudian, masih jelas kapolda, dari keteranga saksi secara internal, Polda Jawa Tengah telah memeriksa tujuh CCTV. Dua CCTV telah kita lihat bahwa jam D-nya menunjukkan pukul 19.10.40 didapati adanya kilatan cahaya (petir) yang selang beberapa saat kemudian timbul kebakaran.

Oleh karena itu kami penyidik Polda Jawa Tengah untuk sementara menduga –berdasarkan persesuaian keterangan para saksi, CCTV dan keterangan BMKG—kebakaran kilang Pertamina akibat adanya induksi akibat sambaran petir.

“Sehingga, sampai dengan saat ini, penyelidikan yang mengarah pada faktor kelalaian (human error) atau sabotase belum kita dapatkan,” lanjut Ahmad Luthfi.

Kapolda Jawa Tengah juga menyampaikan, untuk tim Labfor Mabes Polri hari ini sudah bisa masuuk ke lakasi kejadian untuk melakukan pendalaman, untuk menguatkan bukti yang sudah ditemukan di lapangan.

Mmasih terkait dengan peristiwa ini, Polda Jawa Tengah juga meastikan tidak ada korban jiwa, baik dari internal karyawan Pertamina maupun warga sekitar, kecuali hanya kerugian material berupa pertalite. “Tadi kita juga mengecek juga sudah diamankan,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement