REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta jajarannya meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan pulangnya para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke wilayah setempat melalui pintu-pintu non penerbangan internasional. Terlebih, kata Khofifah, disinyalir di Malaysia dan Singapura kembali ditemukan varian baru Covid-19 yakni AY.4.2.
Menurutnya, peningkatan kewasdaan perlu dilakukan menyambut libur natal dan tahun baru (Nataru) untuk menghindari gelombang ketiga Covid-19.
Khofifah pun meminta Kapolda Jatim dan Pangdam V/ Brawijaya membantu koordinasi dengan pemda tempat transit atau wilayah perlintasan antar provinsi. Khofifah mengingatkan, kedatangan para PMI dapat melalui pelayaran dilanjutkan penerbangan domestik, terlebih ketika penerbangan internasional melalui Bandara Internasional Juanda masih ditutup.
Khofifah juga meminta kabupaten/ kota untuk segera menyiapkan operasi yustisi secara acak. Operasi ini menurutnya juga perlu digencarkan sebagai kesiapsiagaan menjelang Nataru. "Kondisi antisipatif ini menjadi format untuk bersiap mengantisipasi natal dan tahun baru," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (16/11).
Khofifah mengatakan, meski gelombang kepulangan PMI yang masif ini belum terjadi, tindakan preventif dan pengawasan sudah harus digencarkan. Terutama dari jalur Malaysia ke Indonesia yang bisa melalui banyak pintu.
"Koordinasi dengan kabupaten/ kota yang menjadi perlintasan harus kita koordinasikan bersama dan komunikasikan. Sangat mungkin mereka masuk melalui kapal dan lanjut dengan domestic flight, dan sebagainya," ujarnya.
Khofifah mengingatkan, libur Nataru harus diantisipasi, karena perlindungan dan keselamatan masyarakat menjadi hal yang utama. Khofifah juga mengimbau jajaran Pemkab dan Pemkot untuk mengantisipasi bersama titik-titik wisata yang berpotensi banjir pengunjung di masa liburan Nataru.
"Ada liburan Nataru yang harus diantisipasi bersama, titik-titik wisata, seperti di Batu, Banyuwangi, dan titik lainnya seperti Lamongan, mohon semua mengantisipasi dari berbagai lini," kata Khofifah.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengungkap pentingnya pelaksanaan operasi yustisi di titik-titik perbatasan untuk membatasi kegiatan masyarakat saat libur natal dan tahun baru. Apalagi, kata dia, saat libur Nataru sebelumnya peningkatan mobilitas masyarakat terbilang tinggi.
"Bisa juga disiasati dengan pelaksanaan operasi secara random di titik-titik tertentu," kata Nico.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto mengingatkan, capaian positif serta pujian dari berbagai pihak terkait penanganan Covid-19 tidak boleh membuat Jatim berpuas diri. Karena masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Misalnya vaksinasi Lansia yang menurutnya perlu didorong lagi.
"Kita tidak boleh puas, kita harus menyelesaikan yang belum bagus. Utamanya vaksinasi Lansia yang juga menjadi indikator dari penentuan level PPKM," kata dia.