REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) Solo memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah dan pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT) dengan mengoptimalkan fungsi mikroorganisme tanah kepada pondok pesantren (ponpes) yang memiliki unit usaha sektor pertanian.
Pelatihan dilaksanakan di Pondok Husnul Khotimah Dukuh Ngledok, Desa Ngemplak, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Rabu-Jumat (17-19/11). Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 21 ponpes se-eks Karesidenan Surakarta di bawah koordinasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) Solo Raya.
Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, hasil survei yang diselenggarakan oleh BI Solo terhadap pesantren di Solo Raya menunjukkan adanya potensi ekonomi dan kewirausahaan di kalangan ponpes. Sekitar tujuh persen ponpes memiliki unit usaha di sektor pertanian.
Potensi ekonomi di sektor pertanian ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri maupun dikembangkan sebagai unit usaha untuk menopang kemandirian ekonomi pesantren.
"Namun, sektor pertanian saat ini menghadapi kendala berupa ketidakseimbangan ekosistem akibat pola budi daya yang tidak ramah lingkungan. Sehingga, produktivitas lahan semakin menurun dan kelestarian alam menjadi terganggu," kata Nugroho.
Oleh sebab itu, BI Solo mendorong klaster dan UMKM binaan termasuk ponpes di sektor pertanian untuk mengembangkan budi daya tanam ramah lingkungan. Salah satu upayanya melalui pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikro organisme.
Tujuan pelatihan ini untuk mendorong terciptanya pertanian berkelanjutan (sustainable farming) yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi, serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.
"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas santri tani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga dapat memberikan nutrisi yang tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem," jelasnya.
Menurutnya, konsep pertanian ponpes dengan mengusung tagline "Santri Jogo Bumi" menjadi kebutuhan untuk menjaga keberlangsungan ekologi. Hal itu sejalan dengan peran manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab atas kelestarian alam semesta.
Pelatihan tersebut bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia di Malang, yakni komunitas petani yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Konsep pertanian tersebut mengkampanyekan santri tani mandiri dan tidak bergantung pada produk buatan pabrik.
Input produk pertanian dilakukan secara mandiri mulai dari pembuatan pupuk serta pestisida organik. "Santri Jogo Bumi mendorong pesantren melaksanakan sistem pertanian organik yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari hama penyakit sehingga mendukung peningkatan produktivitas tanaman. Selain itu, biaya produksi pertanian menjadi lebih efisien, dan produk menjadi lebih aman dikonsumsi," tegasnya.